Puncak, Papua Tengah – Semangat “TNI Manunggal dengan Rakyat” kembali hidup di dataran tinggi Papua. Di Kampung Nipuralome, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) dari Pos Titik Kuat Bendungan bergandeng tangan dengan warga setempat melaksanakan karya bakti membersihkan halaman Gereja Jemaat Yerusalem Eromaga, pada Jumat (31/10/2025).
Di bawah terik matahari pegunungan yang menusuk kulit, para prajurit dan warga tampak bahu-membahu mencabuti rumput liar, menata lingkungan, dan merapikan halaman gereja. Tak ada jarak antara loreng dan masyarakat. Tawa, sapaan, dan kerja sama tumbuh alami di tengah kehangatan kebersamaan.
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Letda Inf Kautsar, Komandan Pos Titik Kuat Bendungan, menjadi potret sederhana namun kuat tentang bagaimana TNI membangun kepercayaan dan kedekatan dengan masyarakat Papua — bukan lewat kekuatan senjata, melainkan lewat sentuhan kemanusiaan.
“Kami hadir di sini bukan hanya membawa senjata, tapi juga membawa hati,” ujar Letda Kautsar dengan senyum lebar di sela-sela kerja bakti, dalam keterangan tertulisnya pada media ini, Sabtu (1/11/2025). “Gereja adalah pusat kehidupan rohani dan sosial bagi saudara-saudara kami di Nipuralome. Dengan membantu membersihkan, kami ingin menunjukkan bahwa prajurit adalah bagian dari rakyat, ikut menjaga kedamaian dan harapan di Tanah Papua.” imbuhnya.
Bagi warga Nipuralome, kehadiran prajurit TNI bukan hanya membawa tenaga tambahan, tetapi juga rasa aman dan harapan baru. Jarmen Kogoya, Sekretaris Gereja Jemaat Yerusalem Eromaga, tak kuasa menyembunyikan rasa haru.
“Kami sangat bersyukur. Gereja kami kini lebih bersih dan tertata berkat bantuan Bapak-bapak TNI,” ujarnya. “Mereka datang tidak hanya membantu pekerjaan fisik, tapi juga membawa semangat baru dan menumbuhkan rasa aman. Bagi kami, mereka sudah seperti keluarga sendiri. Tuhan memberkati pengabdian tulus ini.” tambahnya.
Jarmen menambahkan, kegiatan semacam ini memberi pesan mendalam bagi masyarakat Papua — bahwa pembangunan dan perdamaian tidak hanya datang dari kebijakan besar, tetapi juga dari aksi kecil yang dilakukan dengan hati.
Dari Pegunungan, Tumbuh Harapan
Karya bakti sederhana itu meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang terlibat. Halaman gereja kini tampak lebih bersih dan tertata, namun lebih dari itu, kegiatan tersebut menumbuhkan kembali rasa percaya dan persaudaraan antara masyarakat dan aparat keamanan.
Di daerah yang kerap diwarnai tantangan sosial dan geografis, kebersamaan menjadi energi penting untuk menjaga stabilitas dan membangun masa depan.
Letda Kautsar menyebut, pihaknya akan terus melanjutkan kegiatan sosial serupa di berbagai kampung sekitar Pos Titik Kuat Bendungan.
“Setiap kali kami bekerja bersama masyarakat, kami belajar hal baru: bahwa kedamaian bukan sekadar situasi tanpa konflik, melainkan ruang di mana kita saling memahami dan membantu,” tuturnya.
Di Puncak, kisah prajurit Wira Yudha Cakti menorehkan satu lagi catatan kecil namun berharga tentang makna pengabdian. Dari halaman gereja yang bersih hingga tawa anak-anak kampung yang bermain di sekitar pos, kebersamaan itu mengalir seperti udara pegunungan yang sejuk dan jernih.
Di tanah yang kerap disebut “Bumi Cenderawasih”, sinergi antara TNI dan masyarakat terus tumbuh — memperkuat keyakinan bahwa kedamaian dan kemajuan Papua tidak hanya dibangun dengan kebijakan, tetapi juga dengan sentuhan kemanusiaan yang nyata.(*)
(bro/sulaiman)








