Rakornis Kersin TNI 2025, Meneguhkan Diplomasi Militer di Tengah Badai Geopolitik

Diferensia802 Views

Jakarta, – Di tengah meningkatnya ketegangan global dan rivalitas kekuatan besar, Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menegaskan peran strategisnya dalam percaturan diplomasi militer internasional. Melalui Rapat Koordinasi Teknis Kerja Sama Internasional (Rakornis Kersin) Tahun Anggaran 2025, TNI menegaskan bahwa kekuatan militer Indonesia tidak hanya bicara senjata, tapi juga kehormatan, perdamaian, dan diplomasi.

Digelar di Aula Bhinneka Eka Bhakti, Mako Akademi TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rakornis ini menjadi forum strategis yang mempertemukan perspektif militer dan sipil untuk membangun arah diplomasi pertahanan yang adaptif dan bermartabat. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Puskersin TNI, Laksamana Pertama TNI Donny Suharto, seorang perwira diplomatik dengan reputasi strategis yang kian bersinar sejak menjabat pada September 2024.

Mengangkat tema Menentukan Langkah Strategis Diplomasi Jangka Menengah bagi TNI di Tengah Dinamika Geopolitik dan Geostrategi Saat Ini, Laksma Donny membuka forum dengan pesan moral yang kuat:

“Kita hadir bukan untuk menakuti, tetapi meneguhkan perdamaian. Kita berdiri bukan untuk mengancam, tetapi menjaga kehormatan bangsa,” tegasnya, disambut tepuk tangan peserta.

Pernyataan ini menggambarkan arah baru diplomasi militer Indonesia: bukan sekadar pertukaran kunjungan atau latihan bersama, tapi komitmen membangun kepercayaan strategis (strategic trust), memperkuat interoperabilitas, serta menjaga kedaulatan di tengah ancaman teknologi tinggi dan tekanan global.

Forum ini menghadirkan dua narasumber utama yang memperkuat narasi strategis Indonesia di kancah internasional. Vahd Nabyl A. Mulachela, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, menekankan bahwa sinergi TNI dan diplomasi sipil adalah keniscayaan.

“Di era geoekonomi dan geopolitik yang saling bertumpuk, kekuatan militer dan diplomasi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus satu tarikan napas,” tegas Nabyl.

Sementara itu, pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, mendorong agar TNI memainkan peran lebih aktif sebagai qualified middle power, dengan identitas Indonesia yang bebas aktif dan berpijak pada Pancasila.

“Diplomasi militer bukan pelengkap, tapi elemen utama dalam menjaga keseimbangan kawasan. TNI harus jadi pelopor perdamaian yang bermartabat,” ujar Teuku dengan lantang.

Puskersin TNI: Motor Baru Diplomasi Pertahanan

Di bawah kepemimpinan Laksma Donny Suharto yang merupakan lulusan terbaik Warfare and Strategy Course (WSC) yang digagas Menhan Prabowo Subianto pada 2022, Puskersin TNI menjelma menjadi motor penggerak diplomasi militer yang visioner.

Sejumlah gebrakan strategis telah diluncurkan, mulai dari Military Attaché Gathering 2024 yang mempertemukan atase pertahanan asing dengan pelaku industri pertahanan RI, hingga perluasan jejaring kerja sama dengan mitra global. Semua diarahkan untuk membangun diplomasi militer yang tak hanya responsif, tapi juga proaktif.

“Indonesia membutuhkan insan-insan tangguh, berwawasan global namun berjiwa Merah Putih. Kalian adalah pahlawan zaman ini,” tutur Laksma Donny dalam amanat penutupnya.

Rakornis Kersin TNI 2025 ditutup dengan satu tekad: membawa semangat Garuda ke setiap forum internasional. Menjaga perdamaian, memperkuat persahabatan strategis, dan memastikan bahwa diplomasi militer Indonesia tetap relevan, terhormat, dan berdaulat di tengah dunia yang terus berubah. (*)

(Fahmi/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *