PSUA UNAIR Boyong Dua Emas di Kompetisi Paduan Suara Internasional KICC 2025

Surabaya, – Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA) kembali menorehkan prestasi membanggakan di panggung internasional. Dalam Karangturi International Choir Competition (KICC) 2025 yang berlangsung di Semarang pada 12-15 November 2025, tim vokal UNAIR ini tampil mencuri perhatian dan sukses membawa pulang dua medali emas sekaligus.

Kompetisi bergengsi yang digelar Sekolah Karangturi tersebut diikuti berbagai kelompok paduan suara dari dalam dan luar negeri, menjadikan persaingan berlangsung ketat dan penuh talenta.

Dipimpin oleh Gavia Ayala Pasaribu, mahasiswa FISIP selaku Ketua UKM, bersama Aretha Rut Novenia Sitorus, mahasiswa FPK sebagai ketua tim, PSUA menunjukkan performa terbaik mereka sejak babak awal.

Pada kategori Mixed Choir, PSUA meraih gold medal dengan nilai 84,25 sekaligus menempati 3rd runner up. Kategori Equal Voices menjadi panggung yang lebih gemilang: mereka kembali meraih gold medal dan keluar sebagai 1st runner up dengan nilai 83,33.

Menurut Gavia, capaian ini tidak lahir dalam semalam. Motivasi besar untuk membawa nama UNAIR ke level tertinggi menjadi energi utama mereka. “Kami ingin PSUA dikenal sebagai organisasi yang konsisten mengharumkan nama UNAIR di kancah nasional dan internasional,” ujarnya.

Prestasi tahun sebelumnya di Malaysia juga menjadi pemantik semangat. “Api perjuangan itu belum padam,” tambahnya.

Perjalanan menuju panggung KICC tidak mudah. Latihan rutin tiga kali seminggu, penggalangan dana lewat danusan, serta konser pra kompetisi pada 18 Oktober 2025 menjadi rangkaian pematangan teknik vokal dan mental bertanding.

Menjelang keberangkatan, intensitas latihan meningkat hampir setiap hari. Tantangan datang dari berbagai arah mulai dari perbedaan jadwal lintas angkatan, beragam program studi, hingga tekanan menjelang tampil.

Namun, menurut Gavia, kekompakan tim menjadi kunci. “Saat hari H, kami tidak hanya membawa perlengkapan, tetapi juga kerja keras berbulan-bulan dan kesiapan penuh menghadapi panggung.”

Para juri memberikan apresiasi pada energi, kontrol, dan dinamika vokal yang ditampilkan PSUA, terutama saat membawakan lagu-lagu dengan tingkat kesulitan tinggi seperti The Pilgrim Soul dan Søk Herren. “Evaluation sheet yang kami terima menegaskan bahwa tim memiliki kontrol dan energi yang kuat,” ujar Gavia.

Gavia juga menegaskan bahwa kemenangan ini merupakan buah dari kolaborasi banyak pihak. Dukungan pelatih Bagus Syafrieza, pembina, para orang tua, alumni, serta fasilitas universitas melalui Airlangga Travel menjadi fondasi kesuksesan mereka.

“Kemenangan ini adalah simbol kepercayaan seluruh elemen. Tanpa mereka, kami tidak mungkin berada di posisi ini,” ungkapnya.

Menutup keterangannya, Gavia berharap prestasi kali ini menjadi dorongan bagi regenerasi PSUA. Ia menargetkan agar organisasi ini tidak hanya makin berprestasi, tetapi juga dikenal melalui profesionalisme dan ketulusan menyanyi di setiap panggung. “Semoga prestasi ini menjadi warisan semangat bagi generasi berikutnya,” ujarnya.(*)

(pkip/sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *