
Trenggalek, – Suasana pagi di Desa Puru, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, mendadak riuh, Rabu (22/10/2025). Seekor ular piton sepanjang hampir empat meter ditemukan melilit tiang pagar rumah warga di kawasan padat penduduk Dusun Krajan.
Tanpa menunggu lama, sinergi tiga unsur yaitu TNI, Polri, dan Damkar Trenggalek, langsung diuji dalam situasi yang tak biasa itu. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit setelah laporan masuk, tim gabungan sudah tiba di lokasi dan mengevakuasi hewan liar tersebut dengan aman.
Nanang, warga RT 01 RW 01, awalnya hanya berniat memberi makan ayam peliharaannya sekitar pukul 06.10 WIB. Namun, ia kaget saat mendapati beberapa ekornya hilang tanpa jejak. Kecurigaannya terjawab ketika ia melihat sesosok ular besar melilit tiang pagar di sisi rumahnya.
“Langsung saya lari dan lapor ke Babinsa. Ular itu besar sekali, hampir setebal lengan orang dewasa,” tutur Nanang, masih dengan nada tegang.
Laporan itu segera ditindaklanjuti oleh Serda Alvian, Babinsa Desa Puru dari Posramil 0806/Suruh. Ia berkoordinasi cepat dengan Polsek Suruh dan Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Trenggalek untuk melakukan penanganan.
Kurang dari sepuluh menit kemudian, kendaraan Damkar dan aparat TNI–Polri sudah tiba di lokasi, lengkap dengan peralatan pengaman dan tongkat penangkap satwa.
Warga sempat berkerumun di sekitar lokasi, sebagian membawa ponsel untuk merekam kejadian. Petugas segera mengatur jarak aman, terutama bagi anak-anak dan lansia yang penasaran ingin melihat dari dekat.
Operasi penangkapan berlangsung dramatis namun terkendali. Ular sempat bergerak ke arah kebun di belakang rumah, namun petugas berhasil menjerat bagian kepala dan tubuhnya dengan cepat. Dalam hitungan menit, reptil raksasa itu berhasil diamankan tanpa menimbulkan luka maupun kericuhan.
“Kami tangani secara hati-hati agar tidak membahayakan warga maupun ularnya sendiri,” ujar seorang anggota Damkar yang terlibat dalam evakuasi.
Ular piton tersebut kemudian dibawa ke pos Damkar Trenggalek untuk selanjutnya dipindahkan ke penangkaran satwa liar. Langkah ini dilakukan demi keamanan warga sekaligus menjaga kelestarian hewan yang dilindungi.
Menurut Serda Alvian, keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti pentingnya komunikasi cepat antara warga dan aparat di lapangan.
“Begitu ada laporan, kami langsung bergerak dan berkoordinasi. Kecepatan respon inilah yang memastikan situasi terkendali sebelum menimbulkan bahaya,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mencoba menangani sendiri bila menemukan hewan liar berukuran besar di lingkungan permukiman. “Segera hubungi aparat terdekat mulai dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, atau Damkar, agar bisa ditangani secara profesional,” tambahnya.
Rasa lega terlihat di wajah Nanang dan warga sekitar usai evakuasi. “Tidak sampai sepuluh menit, semua aparat sudah datang. Kami merasa aman, negara benar-benar hadir,” katanya dengan nada haru.
Kemunculan ular piton di kawasan permukiman seperti ini, menurut aparat, kemungkinan besar dipicu oleh perubahan ekosistem dan pergeseran habitat alami akibat musim dan aktivitas manusia. Karena itu, warga diimbau tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di sekitar lahan kosong, sungai, atau area persawahan.
Sinergi TNI-Polri dan Damkar Trenggalek dalam penanganan cepat ini menjadi contoh nyata bahwa kesiapsiagaan di tingkat desa bukan sekadar slogan. Dari ujung sawah di Puru, semangat kolaborasi itu hidup dan bekerja untuk menjaga keselamatan warga dengan respons yang cepat, terarah, dan penuh tanggung jawab. (*)
(Arwang/Sulaiman)






