Pilkada Dan Beban Demokrasi: Ajakan Mendagri Untuk Kajian Serius dari Akademisi

POLITIKANA702 Views

 

Jakarta, – Sistem Pilkada langsung kembali digugat. Kali ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian melempar bola panas kepada kalangan kampus, khususnya akademisi Universitas Islam Indonesia (UII), untuk turut membedah dan mengevaluasi tumpulnya sistem demokrasi elektoral di tanah air.

Dalam acara pelantikan dan halalbihalal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (25/4/2025), Mendagri secara terbuka mengajak civitas akademika untuk tak lagi jadi penonton. Ia menantang para intelektual UII agar menghasilkan kajian tajam yang bisa mengguncang meja DPR—bahkan jika perlu, menjadi pemicu revisi Undang-Undang Pilkada.

“UII punya banyak pemikir hebat. Saya yakin bisa menghasilkan kajian akademis kritis yang jadi masukan berharga bagi pemerintah dan DPR,” cetus Tito di hadapan para alumni.

Menurut Tito, meski Pilkada serentak 27 November 2024 telah berjalan di banyak daerah, sejumlah wilayah masih terkendala Pemungutan Suara Ulang (PSU). Hal ini dinilai mengganggu ritme pemerintahan daerah dan menandakan adanya persoalan mendasar dalam sistem yang selama ini diagung-agungkan sebagai lambang demokrasi.

“Kita butuh sistem yang bukan hanya demokratis secara prosedural, tapi juga efektif dan minim konflik,” tegasnya.

Mendagri tidak menampik bahwa Pilkada langsung punya sisi terang. Ia menyebut model ini memberikan ruang kompetisi terbuka dan legitimasi kuat dari rakyat. Namun di sisi lain, beban biaya politik yang selangit serta potensi konflik sosial menjadi bom waktu jika tak segera ditangani.

“Kampanye itu mahal. Potensi gesekan juga tinggi. Kalau tidak dikelola dengan baik, bisa berujung pada konflik kekerasan,” ujar mantan Kapolri itu.

Tito juga menyoroti fakta bahwa Pilkada membuka jalan bagi siapa saja, dari latar belakang mana pun, untuk tampil sebagai pemimpin. Tapi ia mengingatkan, idealisme demokrasi harus dibarengi dengan sistem yang akuntabel dan tak menjerumuskan rakyat dalam praktik politik transaksional.

Di penghujung sambutannya, Mendagri memberikan penghormatan khusus kepada keluarga besar UII yang dinilainya solid, progresif, dan punya kontribusi nyata di berbagai lini kehidupan berbangsa.

“Saya senang sekali bisa hadir di tengah komunitas alumni UII yang kompak dan aktif. UII ini selalu punya warna tersendiri dalam percaturan nasional,” pungkasnya.

(Ferdio/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *