
Blitar, – Mentari belum terlalu tinggi ketika langkah kaki Serka Ebit Andiana menginjak pematang sawah yang masih basah oleh embun. Dengan seragam loreng yang mulai bercampur lumpur, Babinsa Kelurahan Tanjungsari Koramil 0808/01 Sukorejo itu menyingsingkan lengan dan ikut memanen padi bersama para petani di lahan milik Bapak Imam, anggota Kelompok Tani (Poktan) Rukun Makmur, Minggu (18/5/2025) pagi.
Di tengah terik dan bau jerami, tak ada sekat antara TNI dan rakyat. Tangan Serka Ebit cekatan membantu memotong batang padi, sementara senyumnya tak henti menguatkan semangat para petani yang bekerja keras demi pangan keluarga dan negeri.
“Saya bukan cuma datang untuk mendampingi. Saya ingin merasakan susah senangnya petani, karena dari merekalah kita semua bisa makan,” ujar Serka Ebit dengan mata yang memandang jauh ke hamparan sawah menguning.
Menurutnya, kebersamaan seperti inilah yang menjadi inti pengabdian seorang prajurit: hadir, membantu, dan menguatkan. Ia pun mendorong para petani memanfaatkan program serapan gabah pemerintah melalui Bulog agar hasil panen tidak sia-sia. “Harapan saya, lahan ini bisa terus berproduksi, minimal dua kali tanam dalam setahun, agar dapur petani tetap mengepul,” tambahnya.
Bagi Bapak Imam, kehadiran Babinsa bukan sekadar tenaga tambahan. “Yang beliau bawa bukan cuma bantuan tangan, tapi juga semangat dan rasa percaya diri. Di tengah tantangan bertani, dukungan seperti ini sangat berarti bagi kami,” ungkapnya, tak bisa menyembunyikan rasa haru.
Danramil 0808/01 Sukorejo Kapten Inf Moch. Achiyak menjelaskan bahwa pendampingan pertanian oleh Babinsa merupakan bagian dari komitmen TNI dalam menjaga ketahanan pangan nasional. “Kami ingin para petani tahu bahwa mereka tidak sendiri. Negara hadir bersama mereka, lewat langkah-langkah kecil namun bermakna dari para Babinsa di lapangan,” tegasnya.
Di tengah tantangan zaman dan iklim yang kian tak menentu, sinergi antara TNI dan petani menjadi oase harapan. Di sawah-sawah Tanjungsari, loreng TNI dan caping petani menyatu dalam perjuangan sunyi yang tak banyak disorot—namun justru menjadi pondasi ketahanan negeri. (*)
Editor: Sulaiman







