Pancasila Tak Sekadar Teks: Wakil Bupati Boyolali Ajak Masyarakat Menjaga Api Nilai-Nilai Luhur Bangsa

POLITIKANA737 Views

Boyolali, – Semilir angin pagi menyapu pelataran Alun-alun Kidul, Kompleks Perkantoran Boyolali di Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo, pada Minggu (1/6/2025). Langit cerah mengiringi khidmatnya upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang diikuti oleh unsur Forkopimda, ASN, pelajar, hingga masyarakat umum.

Di tengah barisan yang tegap dan penuh hormat, Wakil Bupati Boyolali Dwi Fajar Nirwana tampil sebagai Inspektur Upacara. Ia membacakan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia dengan suara mantap namun penuh kehangatan: mengajak seluruh rakyat Indonesia tidak hanya mengenang kelahiran dasar negara, tetapi menyalakan kembali obor nilai-nilai Pancasila dalam setiap sendi kehidupan berbangsa.

“Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah. Ia adalah jiwa bangsa, cahaya penuntun dalam gelapnya zaman, dan tali pengikat yang menyatukan perbedaan menjadi kekuatan,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa di tengah laju pesat teknologi dan tantangan global, Pancasila tetap relevan sebagai kompas moral dan ideologis. Pemerintah, kata Dwi, melalui Asta Cita -delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045 – telah menetapkan penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM sebagai pilar utama pembangunan bangsa.

“Tanpa arah ideologi, kemajuan bisa kehilangan makna. Ekonomi yang tumbuh tanpa keadilan bisa menciptakan ketimpangan. Dan teknologi tanpa nilai bisa membawa kita pada krisis kemanusiaan,” tuturnya dengan tegas.

Dalam amanat tersebut, ia menggarisbawahi empat sektor penting yang harus menjadi ruang hidup bagi nilai-nilai Pancasila: pendidikan, birokrasi, ekonomi, dan ruang digital. Dari sekolah hingga media sosial, dari kantor pemerintahan hingga pasar rakyat -Pancasila harus menjadi napas bersama.

Satu per satu pesan itu mengalir seperti doa dan pengingat: agar pendidikan melahirkan generasi cerdas berkarakter, agar birokrasi menjunjung keadilan, agar ekonomi berpihak pada rakyat kecil, dan agar ruang digital dipenuhi etika serta toleransi.

“Jangan biarkan Pancasila hanya hidup dalam pidato dan poster. Hidupkan ia dalam sikap, dalam pelayanan, dalam karya, dan dalam kehidupan nyata,” ujar Dwi Fajar, mengajak seluruh peserta untuk menjadikan Hari Lahir Pancasila bukan hanya seremoni tahunan, tetapi momen untuk menyucikan kembali niat kebangsaan.

Di lokasi yang sama, Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, S.Pd., M.Han, turut memberikan pernyataan penuh makna. Ia menyoroti tema besar tahun ini: “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, lengkap dengan logo bertajuk Garuda Niskala Hema – simbol penuh filosofi tentang kejayaan bangsa.

“Logo itu memuat lima pilar Pancasila, buku terbuka sebagai simbol pendidikan, dan manusia dalam segitiga emas yang mencerminkan generasi emas Indonesia. Ini bukan sekadar desain, tapi pengingat bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi yang menjunjung nilai Pancasila,” jelas Dandim.

Upacara pagi itu bukan hanya bentuk penghormatan kepada sejarah, tetapi juga menjadi panggilan batin untuk terus menjaga api Pancasila. Di antara anak-anak sekolah yang berdiri dengan seragam putih-biru, di antara para veteran yang mengenang perjuangan lama, dan di antara ASN yang menunaikan tugas -semangat gotong royong dan keadilan sosial kembali menyala.

Karena sejatinya, seperti yang berkali-kali diucapkan dalam amanat itu: Pancasila bukan sekadar ideologi, ia adalah janji suci kepada masa depan Indonesia.

Dirgahayu Pancasila.

 

Kontributor: Agus Rodo Kemplu

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *