
Jakarta, – Kehadiran TNI Angkatan Laut di wilayah terdampak bencana tidak hanya diwujudkan melalui pengerahan personel dan bantuan logistik. Di balik operasi kemanusiaan tersebut, TNI AL juga mengirimkan tim psikolog untuk membantu memulihkan kondisi mental dan emosional masyarakat terdampak.
Langkah tersebut dilakukan melalui kegiatan trauma healing yang digelar oleh Tim Trauma Healing TNI AL dari Dinas Psikologi TNI AL (Dispsial) bagi warga Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, pada Jumat (12/12/2025). Kegiatan ini menyasar kelompok rentan, khususnya anak-anak, perempuan, dan lansia yang mengalami tekanan psikologis pasca bencana alam.
Bertempat di lokasi pengungsian Kecamatan Rantau, tim melaksanakan berbagai metode pemulihan psikologis, mulai dari fun games edukatif, terapi peningkatan harga diri, hingga penanaman nilai-nilai positif untuk membangun kembali rasa aman, percaya diri, dan optimisme warga dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Suasana hangat dan penuh kebersamaan mewarnai setiap sesi kegiatan. Anak-anak tampak antusias mengikuti permainan dan interaksi yang dirancang untuk mengalihkan ingatan traumatis, sementara warga dewasa mendapatkan pendampingan psikologis guna memperkuat ketahanan mental pasca bencana.
Dalam keterangan tertulis Dispenal yang diterima redaksi media ini, Minggu (14/12/2025) dini hari, disebutkan bahwa pengiriman psikolog ke lokasi bencana menjadi bagian dari pendekatan operasi kemanusiaan terpadu TNI AL, yang tidak hanya berfokus pada pemulihan fisik, tetapi juga pada aspek psikologis sebagai fondasi penting pemulihan jangka panjang masyarakat.
Kegiatan ini sejalan dengan penekanan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali bahwa TNI AL harus senantiasa hadir sebagai kekuatan pertahanan sekaligus kekuatan kemanusiaan, responsif terhadap setiap kondisi darurat yang dihadapi rakyat.
Melalui pendekatan tersebut, TNI AL kembali menegaskan bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara tidak hanya dilakukan melalui operasi militer, tetapi juga melalui sentuhan profesional dan humanis di tengah masyarakat yang sedang bangkit dari bencana.(*)
(Jhonni/Sulaiman)







