Lumpur Jadi Medan Juang: Kolaborasi TNI dan Petani Lawan Hama

Babinsa759 Views

Tulungagung, – Di tengah hamparan sawah yang mulai menguning dan bau lumpur yang lekat di udara, suara mesin semprot berpadu dengan tawa dan semangat para petani. Hari ini, Selasa (3/6/2025), Desa Tanggulkundung, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung menjadi saksi bisu kolaborasi luar biasa antara Tentara Nasional Indonesia dan petani desa.

Adalah Sertu Suwandono, Babinsa dari Koramil Tipe B 0807/12 Besuki, yang tanpa ragu turun langsung ke lahan pertanian, mendampingi para petani dari Kelompok Tani Ngudi Rahayu melakukan penyemprotan hama. Bukan sekadar kegiatan rutin, tapi sebuah bentuk pengabdian dan semangat juang demi menjaga bulir-bulir padi, lambang kehidupan bagi jutaan rakyat Indonesia.

“Ini medan juang kami sekarang,” ucap Sertu Suwandono sambil menggenggam erat alat semprot. “Melawan hama bukan perkara mudah. Tapi kami tidak akan mundur, karena dari padi-padi inilah masa depan bangsa tumbuh.”

Pendampingan ini merupakan bagian dari program besar Ketahanan Pangan Nasional. Dalam sunyi desa dan barisan petak sawah yang hijau, sinergi antara TNI dan rakyat tak hanya tampak, tapi terasa—dalam peluh, dalam langkah, dan dalam kebersamaan yang tulus.

Bagi para petani, kehadiran Babinsa bukan hanya sebagai pendamping teknis. Ia adalah kawan seperjuangan. “Rasanya seperti punya saudara yang selalu siap membantu,” kata salah satu petani, dengan mata berkaca-kaca. “Kami merasa dilindungi, diperhatikan.”

Melalui aksi konkret seperti ini, TNI membuktikan bahwa menjaga kedaulatan bangsa tak hanya dilakukan di perbatasan atau medan tempur. Sawah pun bisa menjadi medan juang. Dan lumpur, yang dulu dianggap kotor, justru menjadi saksi ketulusan pengabdian.

Sertu Suwandono memastikan kegiatan pendampingan akan terus berlanjut secara berkala. “Kami ingin memastikan tak ada petani yang merasa berjuang sendirian. Negara hadir, TNI hadir. Dari desa-desa inilah ketahanan negeri dibangun,” tegasnya.

Di tengah ancaman hama, keterbatasan alat, dan tantangan cuaca, semangat petani dan prajurit tetap menyala. Dari lumpur dan peluh, tumbuh harapan. Dari kerja sama dan pengorbanan, tumbuh kemakmuran. Karena sejatinya, setiap bulir padi adalah bagian dari kedaulatan bangsa.

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *