
Trenggalek, – Di tengah bayang-bayang anggapan bahwa matematika adalah momok menakutkan bagi pelajar, anak-anak di Gandusari justru tampil sebagai pemberani kecil yang menantang rumus dan angka dengan senyum serta semangat membara.
Melalui Lomba Matematika Asik (Lomasik) yang digelar oleh Kodim 0806/Trenggalek lewat Koramil 0806-06/Gandusari, bekerja sama dengan MI Nurul Huda Bandung, pada Minggu (4/5/2025), panggung pendidikan berubah menjadi arena juang. Di sinilah anak-anak membuktikan bahwa belajar bukan beban—melainkan medan laga untuk meraih kejayaan.
“Lomba ini bukan sekadar soal angka. Ini tentang melatih nyali, membentuk karakter, dan menanamkan keberanian untuk berpikir besar sejak dini,” tegas Peltu Mualim, Bati Tuud Koramil Gandusari.
TNI, dalam kapasitasnya sebagai penjaga bangsa, menunjukkan peran ganda: bukan hanya menjaga batas negeri, tapi juga menyalakan cahaya masa depan lewat pendidikan. Kolaborasi dengan madrasah ini menjadi bukti bahwa membangun Indonesia dimulai dari membangun mental juara anak-anaknya.
Lomasik bukan lomba biasa. Pendekatan fun learning menjadikannya lebih dari sekadar kompetisi—ini adalah ajang pelatihan mental, tempat anak-anak mengasah logika dan kepercayaan diri tanpa merasa tertekan. Suasana hangat dan antusias mewarnai setiap sesi, dari peserta tingkat TK hingga kelas 6 MI.
Dan hasilnya? Menakjubkan!
- Level TK/RA A-B: Abiyan, si jenius kecil, menyihir juri dengan kecepatan berpikirnya yang melampaui usianya.
- Level 1–3: Mahardika menjadi legenda kecil, menyapu bersih tiga level sekaligus—sebuah prestasi langka yang menggugah decak kagum.
- Level 4–5: Hasna tampil sebagai simbol ketenangan dan konsistensi, dua nilai yang jarang ditemukan di usia belia.
- Level 6: Naira, Hasna, dan Nency berdiri sejajar di podium, membuktikan bahwa kolaborasi pun bisa membawa kemenangan.
Kemenangan mereka bukan sekadar soal trofi, tapi simbol keberanian untuk berpikir dan bertindak di luar kebiasaan. Di hadapan tantangan, mereka memilih untuk maju, bukan mundur.
Kepala MI Nurul Huda Bandung, Hariyanto, S.Pd.I., M.Pd., mengungkapkan rasa bangganya. “Ini bukan hanya soal menang dan kalah. Ini tentang menghidupkan kembali semangat belajar di era yang nyaris apatis. Kami berterima kasih kepada TNI yang hadir sebagai pembina, bukan hanya penjaga.”
Piagam dan piala diserahkan langsung oleh jajaran Koramil—bukan sebagai hadiah, tapi sebagai pengakuan atas keberanian. Acara ditutup dengan foto bersama dan satu harapan besar: agar Lomasik menjadi obor tahunan yang menyalakan semangat juang dan rasa cinta pada ilmu pengetahuan.
Di Gandusari, anak-anak telah menaklukkan ketakutan mereka terhadap matematika. Dan di sana pula, harapan baru Indonesia dilahirkan. (*)
Kontributor: Arwang
Editor: Sulaiman
Foto: Arwang












