Jeruk Manis Cahaya Baru, Wamen Viva Yoga Dorong Jadi Komoditas Ekspor

POLITIKANA661 Views

Barito Kuala, – Lantunan gamelan dan lenggak-lenggok tari jaranan menyambut langkah Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi di tengah hamparan sawah dan kebun jeruk di Kawasan Transmigrasi Cahaya Baru, Desa Karang Indah, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Tari tradisional Jawa itu dibawakan generasi ketiga dan keempat transmigran, sebuah simbol keberlanjutan budaya sekaligus keberhasilan program transmigrasi.

Hari itu istimewa. Panen Raya padi dan jeruk di Cahaya Baru bukan hanya pesta hasil bumi, tapi juga pesta harapan. Hadir lengkap Bupati Barito Kuala Bahrul Ilmi, Wakil Bupati Herman Susilo, Ketua DPRD Ayu Dyan Liliana Sari Wiryono, jajaran Forkopimda, pengurus PATRI, hingga puluhan jurnalis nasional dan lokal.

Di atas lahan seluas 320 hektar sawah dan 60 hektar kebun jeruk, Viva Yoga bersama Bupati memetik langsung jeruk ranum. Sambil mengupas dan mencicipinya, ia berujar, Rasanya manis dan segar.”

Menurut warga setempat, jeruk Cahaya Baru bahkan jadi rebutan pedagang. Banyak pembeli berani membayar uang muka (ijon) sebelum panen tiba. “Ini bukti nyata jeruk transmigran bukan sekadar buah, tapi aset ekonomi,” ujar Viva Yoga mengapresiasi.

Dari Barito Kuala ke Pasar Dunia

Melimpahnya produksi dan kualitas rasa jeruk mendorong Wamen untuk mengarahkan komoditas ini ke level lebih tinggi yakni ekspor internasional.

“Kita jangan puas hanya jadi pemasok lokal. Jeruk Cahaya Baru bisa menembus pasar dunia. Potensinya luar biasa,” tegas Viva Yoga.

Selepas panen raya, Kementerian Transmigrasi bersama Pemprov Kalsel langsung menggelar “Sosialisasi dan Tindak Lanjut Produk Ekspor” di Banjarmasin, diikuti 30 peserta dari kalangan transmigran dan masyarakat lokal.

Dalam forum itu, peserta dibekali ilmu tentang pemasaran, pengemasan, perizinan ekspor, hingga strategi menembus buyer luar negeri. Bahkan ada sesi zoom meeting langsung dengan pembeli dari Hong Kong.

Viva Yoga menekankan, jeruk bukan hanya dijual segar, melainkan bisa diolah menjadi soft drink, snack, minuman bervitamin, hingga suplemen kesehatan. “Produk turunan jeruk sangat banyak, inilah peluang yang harus digarap,” ungkapnya.

Untuk memastikan keberlanjutan, peserta akan mendapat pendampingan dari Pemprov Kalsel, Pemkab Barito Kuala, serta Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BPPMT) Banjarmasin.

“Kami kawal penuh agar pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegas Viva.

Kesuksesan Cahaya Baru, menurut Viva Yoga, menjadi contoh nyata bahwa program transmigrasi tak melulu soal tanaman pangan. Komoditas hortikultura, seperti jeruk, bisa menjadi penopang ekonomi warga sekaligus ikon daerah.

“Panen padi dan jeruk di sini membuktikan transmigrasi mampu menghadirkan harapan baru bagi rakyat,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah pusat melalui Kementerian Transmigrasi menyerahkan bantuan Rp7,5 miliar untuk Kalimantan Selatan. (*)

(Ardi W/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *