Eronggobak, – Di wilayah perbatasan yang sunyi namun penuh makna, personel TNI dari Satgas Yonif 700/WYC dan warga Kampung Eronggobak, Distrik Omukia, bersatu dalam sebuah momen yang tak sekadar simbolik—ibadah bersama di tengah alam Papua yang hening dan agung, Minggu (25/5/2025).
Bersama-sama mereka duduk bersila, prajurit berseragam loreng dan warga dengan pakaian adat, menyatu dalam doa dan pujian yang mengalun lembut di udara Pegunungan Tengah. Di bawah naungan langit Papua, perbedaan larut dalam harmoni iman dan kebersamaan. Sebuah gitar sederhana mengalunkan nada rohani, menyambung hati dan harapan antara penjaga perbatasan dan rakyat yang mereka lindungi.
Dipimpin oleh Pratu Ari Winra dan rekan-rekannya dari Pos Eromaga, kegiatan ini menggambarkan wajah lain TNI—yang hadir bukan hanya membawa ketegasan, tetapi juga kasih dan kedamaian. Letda Inf Sudirman, Danpos Eromaga, menyampaikan bahwa kehadiran Satgas tidak semata menjaga kedaulatan, tetapi juga merawat hubungan spiritual dan sosial dengan masyarakat.
“Kami ingin masyarakat merasakan bahwa TNI hadir bukan hanya sebagai pelindung, tapi juga sebagai saudara dalam iman dan kemanusiaan. Ibadah bersama ini adalah wujud kepedulian dan penghormatan kami terhadap nilai-nilai rohani yang hidup di tengah masyarakat Papua,” ujar Letda Sudirman dengan suara tulus.
Kebersamaan ini tak hanya berhenti dalam doa. Satgas juga menyerahkan bantuan pendidikan berupa buku-buku pelajaran dan tas sekolah untuk anak-anak setempat. Wajah-wajah polos itu berseri menerima hadiah kecil yang menyimpan arti besar: harapan akan masa depan yang lebih cerah, ditopang oleh iman dan ilmu.
Di perbatasan yang kerap digambarkan sebagai wilayah rawan, kegiatan ini menjadi oase: tempat di mana cinta Tanah Air dan kasih antarumat berpelukan dalam damai.
“Saya percaya, Papua akan menjadi pilar Indonesia yang kuat jika iman, pendidikan, dan persaudaraan tumbuh bersama. Kami di sini untuk itu, menjaga perbatasan sekaligus menumbuhkan harapan,” tutup Letda Sudirman dengan mata yang berbinar.
Di Tanah Eronggobak, ibadah bukan sekadar ritual—ia menjadi bahasa cinta antara TNI dan rakyat, menjadi suluh kecil di batas negeri yang luas, bahwa Indonesia sejati terbangun dari kebersamaan dan doa yang tidak pernah putus. (*)
(Arif/Sulaiman)








