Hadir Mengetuk Hati, Menguatkan Sesama: Anjangsana TNI di Pelosok Mesna

Komsos301 Views

Teluk Bintuni, – Di tengah sunyi hutan dan bukit-bukit hijau Distrik Moskona Timur, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, secercah kehangatan hadir dari langkah-langkah prajurit TNI. Mereka bukan datang membawa senjata, melainkan senyum dan cerita, mengetuk pintu rumah demi rumah warga asli Papua di Kampung Mesna, menyapa dengan hati yang terbuka.

Dipimpin oleh Sertu Firman Aditya, personel Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 642/Kps Pos Mesna melaksanakan kegiatan anjangsana, Jumat (6/6/2025). Dalam sunyi yang penuh makna, para prajurit menyusuri lorong-lorong kampung, menyapa warga, bercengkerama dengan anak-anak, dan mendengarkan kisah-kisah keseharian yang sederhana namun penuh keteguhan.

“Manusia diciptakan untuk saling menguatkan. Berbagi bukan hanya soal materi, tapi kehadiran, cerita, dan secangkir semangat,” ucap Sertu Firman dengan mata berkaca, setelah mengunjungi beberapa rumah warga.

Anjangsana ini bukan sekadar rutinitas militer. Ini adalah jembatan empati, tempat di mana seragam loreng menjadi pelindung sekaligus sahabat. Prajurit TNI menyapa bukan sebagai aparat, tetapi sebagai saudara -yang mau duduk bersama di teras bambu, mendengar harapan-harapan kecil dari bibir anak-anak Papua.

Pak Anton, salah satu warga yang dikunjungi, tak bisa menyembunyikan rasa harunya.

“Saya bersyukur sekali Bapak TNI datang ke rumah kami. Tidak hanya menjaga, tapi juga menemani kami. Anak-anak juga senang bisa diajak ngobrol, diberi semangat,” tutur Pak Anton dengan mata berkaca-kaca.

Kampung Mesna adalah salah satu titik terpencil di Teluk Bintuni, di mana kehidupan berjalan tenang namun penuh tantangan. Akses terbatas, informasi minim, dan sarana terbatas membuat kehadiran Satgas TNI menjadi lebih dari sekadar penjaga batas wilayah -mereka menjadi penguat hati, pelipur sunyi.

Di sela-sela kunjungan, anak-anak kecil berlari mendekat, tertawa saat digendong, bercanda dengan para prajurit seolah menemukan sosok kakak yang lama dirindukan. Di dapur-dapur sederhana, obrolan hangat tercipta. Di serambi rumah, doa-doa lirih dipanjatkan: semoga damai selalu tinggal di tanah Papua.

“Tugas kami bukan hanya menjaga wilayah, tapi juga menjaga senyum dan harapan mereka,” tutur Sertu Firman lirih.

Anjangsana ini akan terus berlanjut. Karena di balik loreng itu, para prajurit tahu: membangun Indonesia tak hanya dengan peluru, tetapi dengan pelukan kemanusiaan.

(Barat/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *