Gus Fahrur PBNU: Penangguhan Penahanan Mahasiswi ITB, Langkah Bijak dan Penuh Kasih dari Polri

POLITIKANA, POLRI863 Views

 

Jakarta, – Di tengah sorotan publik dan dinamika media sosial, satu kabar menyejukkan datang dari Bareskrim Polri: penangguhan penahanan terhadap mahasiswi ITB berinisial SSS. Bagi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, keputusan itu bukan hanya soal hukum, melainkan cermin kebijaksanaan dan kepekaan hati.

“Saya kira itu langkah yang positif dan patut diapresiasi,” ujar Gus Fahrur, Senin (12/5/2025). “Yang bersangkutan sudah menyampaikan permintaan maaf. Dari peristiwa ini kita bisa mengambil pelajaran berharga agar hal serupa tidak terulang.”

SSS, seorang mahasiswa muda yang sedang menata masa depan dan mencari jati diri, sempat tersandung masalah karena unggahannya di media sosial yang menyentuh sosok Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Namun, di balik kesalahan itu, ia juga menunjukkan sikap dewasa: mengakui, menyesal, dan meminta maaf.

Gus Fahrur menegaskan bahwa dalam kehidupan bernegara, menghormati pemimpin adalah fondasi etika yang tak bisa ditawar. Tapi ia juga menekankan bahwa ruang kritik tetap penting dan harus dijaga, selama disampaikan dengan cara yang beradab.

“Siapa pun pemimpinnya, wajib kita hormati. Ini bukan sekadar etika sosial, tapi ajaran yang tertuang dalam Al-Qur’an dan hadis. Ketaatan kepada pemimpin yang sah adalah bagian dari menjaga ketertiban, keamanan, dan pada akhirnya, kesejahteraan bersama,” tutur Gus Fahrur dengan suara teduh.

Keputusan Polri untuk menangguhkan penahanan didasari oleh pertimbangan kemanusiaan – agar SSS bisa kembali ke bangku kuliah, mengejar cita-citanya, dan tumbuh menjadi warga negara yang lebih bijak. Langkah ini menunjukkan bahwa penegakan hukum tak harus kaku; ia bisa disinari oleh empati dan rasa keadilan.

Di tengah riuh rendah perdebatan publik, kabar ini mengajarkan satu hal sederhana namun bermakna: bahwa hukum yang hidup adalah hukum yang juga mampu memaafkan. Dan bangsa yang besar, adalah bangsa yang memberi ruang bagi anak mudanya untuk belajar dari kesalahan, dan bangkit kembali.

(Reza/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *