GPAB Catat Krisis Lapangan, Banjir Pidie Jaya Belum Usai

Filantropi34 Views

Pidie Jaya, Aceh – Banjir yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan menyeluruh. Di sejumlah titik, air masih menggenangi rumah warga dan fasilitas umum. Kondisi ini dicatat langsung oleh relawan Yayasan Gerakan Peduli Aku Bisa (GPAB) yang turun ke lapangan untuk memetakan kebutuhan mendesak sekaligus menyuarakan kondisi riil masyarakat terdampak.

Di Desa Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua, relawan GPAB menemukan situasi darurat yang belum tertangani optimal. Aminah, relawan GPAB di Aceh, sejak pagi menyisir kawasan sekitar untuk memastikan ketersediaan logistik yang dapat langsung dimanfaatkan warga. Ia mencari makanan siap saji dan kue agar masyarakat dapat segera mengonsumsi bantuan tanpa harus mengolahnya terlebih dahulu.

“Kami berusaha memastikan bantuan benar-benar bisa langsung digunakan oleh warga,” ujar Aminah, yang juga dosen FISIP Universitas Syiah Kuala serta mahasiswa S3 FISIP Universitas Airlangga.

Selain kebutuhan pangan, GPAB mencatat kelangkaan popok bayi dan pembalut perempuan sebagai persoalan krusial di lapangan. Setelah berkoordinasi dengan aparatur desa, relawan segera membelanjakan kebutuhan tersebut. “Popok bayi sangat langka. Ini kebutuhan mendasar yang sering terlewat dalam distribusi bantuan,” kata Aminah.

Hasil pemantauan lapangan juga menunjukkan warga membutuhkan pakaian dalam, alas tidur, dan peralatan makan. Banyak rumah kehilangan seluruh perabot akibat terjangan banjir. Sebagian warga bahkan masih bertahan di rumah yang terendam air. Kondisi ini memperlambat proses pembersihan dan meningkatkan risiko kesehatan.

Kepala Desa Meunasah Bie, H. Helmi, S.H., mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi warganya yang terus menunggu bantuan. Menurutnya, banjir telah menyebabkan sawah gagal panen, merusak fasilitas sekolah dan pesantren, serta melumpuhkan aktivitas ekonomi desa. “Jika penanganan tidak segera dilakukan secara menyeluruh, kami khawatir akan muncul pengangguran dan ketertinggalan pendidikan,” ujarnya.

Pemerintah desa berharap wilayah terdampak dapat segera ditetapkan sebagai bencana nasional agar proses penanganan dan pembersihan rumah warga dapat dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan berkelanjutan.

Di tengah situasi darurat tersebut, Relawan Literasi Masyarakat Kabupaten Aceh Jaya ikut memperkuat ketahanan psikososial anak-anak terdampak. Niswaton Khairiana yang akrab disapa Niswah, menggelar kegiatan membaca nyaring di Gampong Meunasah Bie. Awalnya hanya dua anak yang hadir, namun dalam waktu singkat anak-anak lain berdatangan dan mengerumuni kegiatan tersebut.

“Yang pertama cuma dua orang anak-anak yang berhadir, lalu langsung dikerumuni oleh anak-anak yang lain. Bahkan sebagian dari mereka mengabaikan bantuan lainnya karena begitu semangat mendengar isi buku yang dibaca,” ujar Niswah. Menurutnya, anak-anak tampak sangat terhibur dan menemukan kembali semangat di tengah kondisi bencana.

GPAB menegaskan bahwa banjir di Pidie Jaya bukan sekadar bencana alam jangka pendek, melainkan krisis lapangan yang berpotensi berdampak pada ketahanan sosial dan masa depan generasi. Sawah gagal panen, fasilitas pendidikan rusak, dan kebutuhan dasar warga belum sepenuhnya terpenuhi.

Melalui laporan lapangan ini, GPAB mendorong semua pemangku kepentingan untuk segera mengambil langkah konkret. Penetapan status bencana nasional dinilai penting agar sumber daya negara dapat digerakkan lebih cepat dan efektif.

Bagi warga Desa Meunasah Bie, banjir belum benar-benar usai. Namun di tengah genangan air dan keterbatasan, kehadiran relawan dan pencatatan kondisi lapangan menjadi penanda bahwa krisis ini tidak boleh diabaikan, dan harus segera ditangani secara serius.

Untuk diketahui, sebelumnya tim GPAB juga terlibat langsung di penyaluran bantuan makanan korban terdampak bencana Sumatera di Aceh tepatnya Bireun, bersama tim Departemen Politik FISIP USK.(*)

(Tommy-Aminah/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *