Di Tengah Kabut Puncak, TNI dan Warga Menemukan Damai di Rumah Tuhan

Religiusitas222 Views

Puncak, Papua – Kabut turun perlahan menutupi lereng pegunungan di Kampung Eronggobak, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak. Udara dingin menyelimuti pagi itu, namun di dalam sebuah bangunan sederhana berdinding papan, suasana hangat terpancar. Warga setempat dan prajurit TNI Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) melalui Pos Eromaga, duduk berdampingan dalam ibadah Minggu penuh kedamaian.

Kegiatan yang bertajuk Minggu Kasih” itu menjadi momen langka, ketika loreng dan masyarakat berbaur tanpa jarak, bernyanyi dan berdoa dalam satu suara yang sama: damai.

Ibadah Minggu Kasih berlangsung khidmat. Di antara bangku kayu yang berderit, Pratu Dona S. Riwu, personel Satgas yang juga aktif melayani kegiatan rohani, memimpin ibadah dengan suara tenang. Ia mengenakan seragam loreng, tapi tutur katanya lembut dan penuh kasih.

“Bapak, mama, mari kita bersyukur, karena kita masih diberi damai hari ini,” ucapnya di hadapan jemaat yang memenuhi ruangan.

Doa mengalun, lagu-lagu pujian bergema. Di luar, kabut bergulung di antara pepohonan, seolah menjadi saksi bisu persaudaraan yang tumbuh di pedalaman Papua.

Usai ibadah, suasana berubah menjadi lebih akrab. Prajurit dan warga duduk melingkar, berbagi kopi hangat dan biskuit sederhana. Tak ada jarak, tak ada formalitas. Mereka bercengkerama, saling bertukar cerita tentang kehidupan di kampung.

“Minggu Kasih ini bukan sekadar ibadah. Ini kesempatan kami berbagi kasih dan damai dengan saudara-saudara di sini,” ujar Pratu Dona, dengan senyum meneduhkan. “Kami ingin hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Papua.”

Warga menyambut kehadiran para prajurit dengan antusias. Beberapa anak kecil tampak duduk di pangkuan prajurit sambil tertawa. Bagi mereka, TNI bukan sosok yang jauh, tapi teman baru yang datang membawa ketenangan.

Salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan, kegiatan seperti ini membawa kedekatan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

“Kami merasa diperhatikan, bukan hanya dijaga. Mereka datang bukan untuk mengatur, tapi untuk bersama-sama beribadah dan berbagi cerita,” ujarnya dengan mata berkaca.

Bagi warga Eronggobak, ibadah Minggu Kasih memberi arti lebih dari sekadar kegiatan rohani. Ia menjadi ruang di mana perbedaan latar belakang melebur, berganti dengan rasa saling percaya dan pengharapan.

Satgas Yonif 700/WYC dikenal aktif melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial yang menyentuh sisi kemanusiaan masyarakat Papua. Dari pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga kegiatan rohani seperti Minggu Kasih, semua menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan antara TNI dan rakyat.

Komandan Pos Eromaga menegaskan bahwa kegiatan semacam ini menjadi bagian penting dari misi satuan.

“Kami percaya, keamanan yang sejati lahir dari kedamaian hati. Ketika masyarakat merasa dekat dan percaya, maka stabilitas tumbuh dengan sendirinya,” ujarnya.

Di tengah kabut dan dinginnya udara pegunungan, semangat kebersamaan antara warga Eronggobak dan prajurit TNI seolah menyalakan api hangat di hati banyak orang.

Dari musholla sederhana itu, doa dan tawa berpadu menjadi satu, menandakan bahwa kedamaian di Tanah Puncak bukan sekadar cita-cita, melainkan kenyataan yang tumbuh dari kasih dan kebersamaan.

Ketika kabut mulai naik perlahan, meninggalkan langit yang cerah, warga dan prajurit berpamitan dengan senyum. Hari itu, mereka tak hanya menutup ibadah, tetapi juga membuka babak baru dari perjalanan damai di Tanah Papua. (*)

(Bro/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *