Dari Tanah dan Laut, Bangka Belitung Bangkit Menjadi Harapan Baru Nusantara Bersama BALAD Grup

Ekonomi812 Views

Belitung, – Di ujung timur Sumatera, tanah Bangka Belitung pernah dikenal dunia karena satu hal yatu timah. Sejak masa kolonial hingga era modern, timah menjadi nadi kehidupan, penggerak ekonomi, bahkan simbol kejayaan.

Namun kini, menurut pengusaha yang tengah memulai menapaki babak baru ekspansi bisnisnya di ujung timur Sumatera itu, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy selaku founder dan owner BALAD Grup mengatakan bahwa di tengah dunia yang terus bergerak maju, Bangka Belitung memilih untuk tidak hanya bertumpu pada warisan lama. Dari laut yang jernih hingga perut bumi yang kaya, lanjutnya, babak baru sedang ditulis — babak tentang keberanian, kebijaksanaan, dan cita-cita besar.

“Pulau Bangka, tanah yang berabad-abad memberi timah kepada dunia, kini menyimpan luka. Lautnya nyaris kehilangan napas akibat tambang tanpa kendali. Terumbu karang remuk, ikan-ikan menghilang,” ujarnya, Selasa (29/4/2025).

Tetapi dari luka itu, lanjutnya, lahir kesadaran bahwa kita tak bisa hanya menggali tanpa memperbaiki. Kita harus membangun, bukan hanya mengeksploitasi.

“Karena di Pulau Belitung, kita melihat, masyarakat berdiri teguh. Mereka memilih menjaga laut mereka dari cengkeraman tambang. Hasilnya luar biasa dimana ekosistem laut tetap utuh, potensi perikanan membentang luas,” imbuh Gus Lilur.

Melihat potensi tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Gus Lilur itu mengatakan bahwa Surya Bhumi Bandar Darat Bandar Samudera Nusantara Grup (SABHUMI BARAT BASRA) bersama Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) bergerak dengan satu tekad yaitu menjadikan Belitung sebagai pusat budidaya laut terbaik di Indonesia.

“Dengan pemetaan area seluas 1000 hektar, BALAD Grup bersiap membudidayakan lobster, kerapu, teripang, kuda laut, dan banyak lagi.
Belitung bukan sekadar menyelamatkan lautnya — ia sedang menciptakan masa depan,” tukas Gus Lilur.

Santri Grup: Pasukan Hijau dari Tanah Bangka Belitung

Sementara itu, di daratan, semangat lain berkobar. SANTRI GRUP, dibawah komando SABHUMI BARAT BASRA, mulai memetakan potensi tambang di tiga kabupaten mulai Belitung, Belitung Timur, hingga Bangka Selatan.

“Tapi kali ini, bukan dengan cara lama yang meninggalkan kehancuran. SANTRI GRUP membawa pendekatan baru yaitu menambang dengan hati, menambang dengan etika,” ujar Gus Lilur yang juga jadi penggagas.

Bukan hanya timah, lanjut Gus Lilur, mereka juga mengincar mineral berharga lain seperti zirkon, silika, kaolin — semua dikelola dengan prinsip keberlanjutan.

“Dalam dua tahun ke depan, SANTRI GRUP bertekad membangun Smelter Timah di Bangka Belitung, memperkuat industri lokal, membuka ribuan lapangan kerja, dan mengangkat nama daerah ke panggung dunia,” tegasnya.

Bahkan niat besar tersebut langsung diseriusi dimana kantor dan mess karyawan kini telah berdiri di jantung Belitung, menjadi basis pergerakan besar ini.

Gus Lilur menegaskan bahwa SANTRI GRUP juga akan hadir di seluruh kabupaten/kota, menyebarkan semangat membangun dari tanah sendiri.

Hal Ini, lanjut Gus Lilur bukan sekadar proyek bisnis. Ini adalah pergerakan. Sebuah perjuangan untuk memastikan Bangka Belitung tetap jaya — tidak hanya hari ini, tapi sampai generasi yang akan datang.

“Bangka Belitung Bangkit. Bukan karena tambang semata. Tapi karena keberanian bermimpi dan tekad untuk berbuat lebih baik. Bismillah. Inilah langkah awal menuju kebangkitan baru,” tandasnya mengakhiri keterangan.

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *