Dari Pos Aplal untuk SD Kecil Banu: Nasionalisme dan Gizi untuk Masa Depan Bangsa

Perbatasan738 Views

Mutis, – Pada Kamis (19/6/2025) di kaki Gunung Mutis yang senyap dan jauh dari gemerlap kota, sekelompok anak berseragam merah putih duduk berderet di ruang kelas sederhana. Mereka mendengarkan dengan antusias ketika seorang tamu berseragam loreng bercerita tentang Indonesia, tentang merah putih, dan tentang semangat pantang menyerah.

Tamu itu adalah Pratu Bintar Ilham Prakoso, anggota Satgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY Pos Aplal. Hari itu, ia datang ke SD Kecil Banu, Dusun Kofin, Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara, membawa dua misi penting: menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan menyiapkan program makan bergizi gratis bagi anak-anak di perbatasan.

“Anak-anak ini adalah masa depan Indonesia. Mereka harus tahu bahwa negara hadir dan peduli pada mereka,” ujar Pratu Bintar usai menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan.

Dengan gaya bahasa sederhana namun menyentuh, Pratu Bintar membicarakan tentang kecintaan pada tanah air, pentingnya persatuan, dan semangat belajar di tengah keterbatasan. Bagi anak-anak di SD Kecil Banu, materi itu bukan sekadar pelajaran, tetapi pengingat bahwa mereka juga bagian dari bangsa yang besar.

Namun, misi Satgas tak berhenti di ruang kelas. Usai edukasi, personel Pos Aplal juga melakukan pengecekan lokasi untuk program makan bergizi gratis yang akan diberikan kepada siswa-siswi SD Kecil Banu. Program ini dirancang untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup demi mendukung tumbuh kembang dan daya pikir mereka.

Bagi Satgas, menjaga batas negara bukan hanya soal pertahanan, tetapi juga tentang kehadiran negara secara nyata, terutama di tempat-tempat yang kerap luput dari sorotan.

“Kami ingin mereka tumbuh sehat, kuat, dan cinta negeri ini sejak dini,” tegas Pratu Bintar.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen besar Satgas Pamtas RI-RDTL dalam mendukung pembangunan manusia di wilayah-wilayah terluar. Lewat pendekatan kemanusiaan dan pendidikan, Satgas hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tapi juga sebagai pelayan masa depan bangsa.

Di tengah sunyi perbatasan, di ruang kelas yang berlantai tanah dan berdinding papan, cinta pada Indonesia disemai. Sederhana, tapi bermakna.

 

(Barat/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *