Curhatorium, Inovasi Gamified Peer-Support untuk Kesehatan Mental Remaja Karya Mahasiswa UNAIR

Edukasi87 Views

Surabaya, – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mencatat prestasi di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38. Tim Curhatorium berhasil meraih medali perunggu pada kategori poster skema PKM K-1 melalui inovasi platform Gamified Peer-support Community untuk kesehatan mental generasi muda.

Tim ini beranggotakan mahasiswa lintas disiplin, yakni Usamah (FST), Ni Putu Adina Saridewi dan Carin Ongwinata (Fakultas Psikologi), serta Ah. Dliyaul Adlha Jamalul Lail dan I Gede Arya Saputra (Vokasi). Kolaborasi lintas fakultas tersebut melahirkan Curhatorium, platform digital yang memadukan dukungan sosial sebaya dengan elemen gamifikasi untuk meningkatkan kesejahteraan mental remaja.

Curhatorium berangkat dari temuan riset mengenai kebutuhan remaja dalam penanganan kesehatan mental. Banyak anak muda ingin bercerita, tetapi tidak selalu memiliki teman dekat atau keberanian untuk menemui tenaga profesional.

Peer-support menjadi pendekatan yang paling relevan karena banyak orang hanya ingin didengarkan oleh teman, bukan selalu oleh profesional. Tetapi tidak semua orang punya akses pada teman yang bisa menjadi ruang aman,” ujar Usamah, mewakili tim dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).

Melalui Curhatorium, pengguna dapat berinteraksi di komunitas peer-support dengan aktivitas interaktif seperti journaling, konseling, hingga misi kesejahteraan mental. Setiap aktivitas menghasilkan XP (experience points), level, dan lencana pencapaian untuk menciptakan pengalaman dukungan mental yang lebih menyenangkan dan dekat dengan bahasa generasi muda.

Dalam kategori poster PKM-K, Curhatorium dinilai menonjol berkat visualisasi orisinal sepenuhnya. Seluruh elemen ilustrasi dibuat sendiri oleh tim dengan gaya kartun komunikatif yang mencerminkan karakter platform.

“Kunci poster PIMNAS adalah seni navigasi visual: mana pesan yang harus tampil sebagai pusat. Penekanannya sangat pada substansi, sehingga pesan krusial harus tersampaikan dengan jelas,” kata Usamah.

Sebagai platform berbasis layanan digital, tantangan terbesar adalah memvisualkan pengalaman layanan (service experience) secara konkret dalam bentuk poster, bukan konsep abstrak. Pendekatan visual yang kuat dan relevan menjadi faktor penting keberhasilan mereka.

Keberhasilan meraih medali perunggu bukan hanya prestasi kompetisi, tetapi juga bukti bahwa praktik kolaborasi lintas fakultas dapat menghasilkan inovasi yang berdampak sosial, terutama pada isu kesehatan mental yang semakin mendesak di kalangan muda.

Tim Curhatorium menyatakan komitmennya untuk mengembangkan platform agar dapat menjangkau lebih banyak anak muda di Indonesia. “Harapan kami Curhatorium dapat menjadi ruang aman bagi siapa pun yang membutuhkan teman untuk mendengar, berbagi, dan saling menguatkan,” tutup Usamah.(*)

(pkip/sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *