Bertemu dalam Doa, Bersatu untuk Indonesia: Danrem 081/DSJ dan Ulama Madiun

Religiusitas412 Views

Madiun, – Di pelataran pesantren yang sejuk dan penuh khidmat, Komandan Korem 081/DSJ Kolonel Arm Untoro Hariyanto menyatu dalam lantunan doa bersama para ulama dan santri. Kamis (19/6/2025) malam, bukan hanya haul ke-23 Almaghfurlah KH. Much Muchsin Al-Qurbi yang dikenang, tapi juga semangat kebangsaan yang dirajut kembali dalam pelukan kebersamaan antara TNI dan pesantren.

KH. Much Muchsin Al-Qurbi bukan sekadar pendiri Pondok Pesantren Riyadlul Jannah di Kota Madiun. Ia adalah sosok pejuang spiritual yang mewariskan semangat cinta tanah air kepada generasi penerus, salah satunya putranya, Gus Mamang. Dan di hari peringatan wafatnya semalam, kehadiran Kolonel Untoro terasa bukan sebagai pejabat militer semata, melainkan sebagai saudara sebangsa yang ingin kembali merajut simpul-simpul persatuan.

“Hubungan TNI dan para ulama itu bukan baru hari ini. Sejak zaman perjuangan, kami sudah bersama-sama berjuang merebut kemerdekaan. Banyak pahlawan berasal dari kalangan kyai dan santri,” ujar Untoro pada Jumat (20/6/2025) dini hari, usai acara haul di Ponpes Riyadlul Jannah, Jalan Jambu No. 16, Kejuron, Taman, Kota Madiun.

Sebagai perwira TNI AD lulusan Akmil 1998, Untoro meyakini bahwa ketahanan sebuah negara tidak hanya bertumpu pada kekuatan militer, tetapi juga kekuatan moral dan spiritual. Dan di sinilah, menurutnya, pesantren dan para ulama memegang peran penting dalam merawat semangat kebangsaan dari akar masyarakat.

“Para ulama, kyai, habaib, dan ustadz punya kekuatan dalam membentuk kesadaran umat. Saya titip kepada beliau-beliau semua agar terus menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan bela negara dalam dakwahnya. Ini jihad kita bersama hari ini,” katanya.

Dalam suasana penuh kekeluargaan, tak ada jarak antara sang Danrem dan para ulama. Mereka berbincang, bersalaman, dan saling mendoakan. Di sela tahlil, senyum dan sapaan hangat bertebaran. Semua larut dalam suasana batin yang penuh ketulusan.

“Komunikasi dan sinergi yang kami bangun ini dilandasi oleh satu tujuan: menjaga keutuhan dan persatuan NKRI. Dan saya percaya, pesantren adalah pilar penting dalam mewujudkan hal itu,” lanjut Untoro.

Bagi Untoro, kebersamaan seperti ini bukan hanya agenda seremonial. Ia menyebutnya sebagai langkah kecil tapi bermakna dalam menyambung kembali sejarah panjang antara tentara dan ulama, dua kekuatan yang dulu bersama-sama menorehkan tinta kemerdekaan.

Haul itu ditutup dengan doa bersama dan salawat. Namun yang tersisa bukan hanya kenangan akan KH. Much Muchsin Al-Qurbi, tapi juga harapan bahwa selama doa dan perjuangan masih bertemu, Indonesia akan selalu kuat.

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *