Air Meluap, Harapan Tak Surut: Aksi Heroik Satgas Yonif 131/Brajasakti Selamatkan Mama Kathrina di Tengah Derasnya Sungai Papua

Humanitas373 Views

Keerom, – Deras air bukan hal baru di tanah Papua, tapi pada Minggu (1/6/2025), arus Sungai Bewani berubah menjadi ancaman. Luapannya datang tiba-tiba, menelan sebagian wilayah Kampung Kibay, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Di tengah kepanikan itu, seorang perempuan paruh baya, Mama Kathrina, terjebak. Tak bisa bergerak, tak tahu harus ke mana.

Namun, harapan datang dalam wujud para prajurit Satgas Yonif 131/Brajasakti dari Pos Kaliasin. Tanpa ragu dan tanpa menunggu, mereka bergerak cepat. Dipimpin langsung oleh Danpos Letda Inf Abdul Rozak, para prajurit menerjang derasnya arus air, menggenggam nyawa di tengah gelombang, demi satu tujuan: menyelamatkan Mama Kathrina.

“Saat kami tiba, Mama Kathrina terlihat sangat ketakutan. Air sudah setinggi pinggang, dia berdiri memeluk pohon. Kami langsung susuri arus dan bantu evakuasi,” ujar Letda Abdul Rozak dengan suara pelan namun tegas.

Tak ada sorotan kamera, tak ada tepuk tangan. Hanya hujan yang jatuh, air sungai yang mengalir, dan tangan-tangan kuat yang memeluk kehidupan. Mama Kathrina (54 tahun) berhasil diselamatkan. Tubuhnya menggigil, tapi senyumnya muncul perlahan saat berada di pelukan para penyelamatnya.

Di sudut kampung, Yoseph Nambun, tokoh adat (Ondoafi) setempat, menyaksikan semuanya. Ia tak bisa menyembunyikan air mata. Bagi Yoseph, ini bukan hanya penyelamatan, tapi wujud nyata cinta kasih.

“Kami sangat berterima kasih. Bapak-bapak TNI bukan hanya jaga kampung kami, tapi juga jaga hidup kami. Mama kami diselamatkan. Ini tidak akan kami lupakan,” ucapnya lirih, seraya menatap para prajurit dengan penuh hormat.

Aksi ini bukan sekadar tugas bagi Satgas Yonif 131/Brajasakti. Di bumi Papua yang begitu indah namun penuh tantangan, mereka hadir bukan hanya sebagai penjaga batas, tapi juga penjaga harapan. Menyatu dalam denyut kehidupan masyarakat, membantu dengan hati, dan membuktikan bahwa seragam loreng tak pernah jauh dari cinta kemanusiaan.

Di antara aliran sungai dan cerita-cerita yang lahir dari keberanian, satu hal menjadi jelas: selama masih ada yang peduli, tak ada yang benar-benar sendirian menghadapi bencana.(*)

 

(Bro/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *