TNI-Polri dan BPBD Trenggalek Kompak Siaga Hadapi Bencana

Sinergi yang Tak Sekadar Seremonial

POLITIKANA53 Views

Trenggalek, – Langit Trenggalek tampak mendung pagi itu. Udara lembap khas awal musim penghujan menyelimuti halaman Polres Trenggalek yang mulai ramai. Deretan kendaraan taktis berjajar rapi, sementara barisan pasukan gabungan TNI, Polri, BPBD, dan relawan berdiri tegap menanti aba-aba. Di tengah semilir angin November, Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana 2025 digelar dengan khidmat, Senin (3/11/2025).

Namun, apel kali ini bukan sekadar seremoni. Di balik barisan seragam loreng dan rompi oranye khas relawan, tersimpan tekad yang sama: menyatukan langkah seluruh unsur dalam menghadapi ancaman bencana alam di Trenggalek.

“Kesiapsiagaan bukan soal siapa bergerak duluan, tapi bagaimana kita bergerak bersama,” ujar Dandim 0806/Trenggalek Letkol Inf Isnanto Roy Saputro, S.H., M.Si., di sela kegiatan. Ia menegaskan, apel kali ini menjadi momentum penting untuk memantapkan kembali prosedur tetap lintas instansi.

“Ini bukan sekadar apel tahunan. Ini ujian awal kesiapan kita di lapangan. Dari personel, alat komunikasi, kendaraan hingga logistik, semuanya harus siap,” katanya.

Letkol Isnanto menuturkan, TNI melalui para Babinsa terus melakukan pemetaan wilayah rawan bencana, terutama di daerah perbukitan dan lereng pegunungan. Edukasi dan mitigasi menjadi langkah penting agar masyarakat tak lagi sekadar menunggu bantuan datang. “Kita tidak bisa menunggu bencana datang. Kesiapan harus dibangun dari sekarang,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki, S.H., S.I.K., M.I.K. Ia menekankan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam penanganan darurat. “Ketika bencana datang, semua sekat harus hilang. Tidak ada TNI, tidak ada Polri, tidak ada instansi. Yang ada hanyalah semangat gotong royong untuk menyelamatkan masyarakat,” tuturnya.

Trenggalek Siaga Satu

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Drs. Stefanus Triadi Atmono, M.Si., menyebut bahwa wilayahnya termasuk salah satu daerah paling rawan bencana di Jawa Timur. Topografi pegunungan, curah hujan tinggi, dan kondisi tanah yang labil menjadikan Trenggalek langganan longsor dan banjir.
“Apel ini menjadi pengecekan akhir kesiapan kami. Dari alat berat hingga perahu karet, semua harus bisa digerakkan kapan pun dibutuhkan,” jelas Stefanus.

Usai apel, ketiga pimpinan baik Dandim, Kapolres, dan Kalaksa BPBD, memeriksa satu per satu pasukan dan peralatan. Deretan kendaraan patroli, tenda darurat, dan perlengkapan evakuasi dicek kondisinya. Simulasi tanggap darurat pun digelar. Dalam skenario latihan, petugas mengevakuasi korban longsor di medan sulit, memperlihatkan koordinasi rapi antarinstansi.

Kebersamaan terlihat di setiap sudut lapangan. Anggota TNI membantu relawan merapikan tenda, sementara personel Polri mengatur lalu lintas agar kegiatan berjalan lancar. Beberapa warga yang menyaksikan dari kejauhan tampak mengabadikan momen itu lewat ponsel mereka.

“Senang lihat aparat dan relawan kompak begini. Jadi merasa lebih aman,” ujar Siti (42), warga Kelurahan Ngantru, yang datang menonton apel bersama anaknya.

Menutup kegiatan, Letkol Roy kembali mengingatkan pentingnya sinergi yang berkelanjutan antara aparat dan masyarakat. “Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab kita semua. Bukan hanya tugas aparat, tapi juga masyarakat. Kalau kita solid, Trenggalek akan selalu tangguh menghadapi bencana,” tandasnya.(*)

(Arwang/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *