Sentuhan Kemanusiaan di Ujung Timur Negeri: Ketika TNI Jadi Pelayan Kesehatan di Perbatasan

Humanitas337 Views

Keerom, Papua – Di tengah belantara hijau dan sunyi khas Pegunungan Papua, secercah harapan hadir dalam wujud tak biasa: seragam loreng, senyum tulus, dan stetoskop di tangan.

Minggu (29/6/2025) pagi, Kampung Pikere, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, berubah menjadi ruang hangat pelayanan kemanusiaan. Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI–PNG Yonif 131/Brajasakti melalui Pos Ujung Karang memberikan layanan kesehatan gratis bagi warga, sebuah kemewahan yang jarang mereka nikmati.

“Kami hadir bukan hanya menjaga batas negara, tapi juga ikut merawat kehidupan,” kata Serma Imanuel Tarigan, Danpos Ujung Karang, dengan mata teduh penuh empati. “Ini bagian dari pengabdian kami kepada masyarakat yang selama ini hidup dalam keterbatasan akses kesehatan.”

Sejak pagi, warga berdatangan dengan wajah penuh harap. Di antara mereka, ada Luis (50), seorang petani sederhana. Ia tak mampu menyembunyikan air mata haru saat tangannya menggenggam resep dari prajurit medis.

“Biasanya kami harus berjalan jauh ke puskesmas. Tapi hari ini, Tuhan kirim bapak-bapak tentara ke kampung kami. Terima kasih, ini lebih dari cukup,” ucapnya lirih.

Tak sekadar pemeriksaan umum, Satgas juga membagikan obat-obatan, memberikan penyuluhan, hingga memastikan warga memahami pentingnya pola hidup sehat, semua dilakukan dengan pendekatan penuh kekeluargaan.

Kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar program medis. Ia menjelma menjadi jembatan harapan, menjangkau mereka yang selama ini hidup dalam keterisolasian. Di titik terjauh negeri, kehadiran TNI membuktikan bahwa negara tak pernah benar-benar jauh.

“Melalui program seperti ini, kami ingin rakyat di perbatasan tahu bahwa mereka tidak sendiri,” ujar Serma Tarigan.

Di ujung timur Indonesia, di mana sinyal lemah dan fasilitas minim, tentara hadir bukan dengan senjata, tapi dengan kehangatan dan kepedulian. Barangkali inilah wajah lain pertahanan negara, yang memeluk, bukan hanya menjaga.

Dan di balik seragam itu, tersimpan misi mulia: menjadikan kehadiran negara benar-benar dirasakan, hingga ke kampung terkecil di tepian batas tanah air.(*)

 

Editor: Sulaiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *