RT 9 Mojo Buktikan Ketahanan Pangan Dimulai dari Rumah Sendiri

Lingkungan43 Views

Surabaya, – Di tengah hiruk pikuk kota besar, ada secuil ketenangan yang hidup di RT 9, RW 6, Kelurahan Mojo, Surabaya. Setiap pagi, aroma tanah basah bercampur wangi daun mint menyambut siapa pun yang lewat. Di sinilah semangat kemandirian warga tumbuh subur, bukan hanya dalam menjaga lingkungan, tetapi juga dalam menanam harapan lewat kebun kecil di rumah masing-masing.

Jumat (31/10/2025) kemarin, kawasan ini menjadi salah satu titik penilaian dalam Kompetisi Kampung Berdampak dan Berkelanjutan (Sustainability) 2025, hasil kolaborasi Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DLH Jawa Timur, Universitas Airlangga, dan LSM W-Queen. Namun, jauh sebelum kompetisi itu datang, warga RT 9 sudah lebih dulu membangun budaya peduli lingkungan, pelan tapi pasti, dari rumah ke rumah.

Salah satu sosok yang jadi perhatian tim juri adalah Bu Siswantoro, warga yang telah bertahun-tahun menekuni urban farming di rumahnya. Di lahan sempit depan dan atas rumah, ia menanam sayuran seperti bayam, kangkung, cabai, hingga bawang merah. Semua tumbuh segar di sela pot dan rak kayu sederhana.

Yang paling menginspirasi adalah caranya mengolah limbah kulit pisang menjadi pupuk kompos alami. Bahan bakunya ia kumpulkan dari pedagang di Pasar Karang Menjangan, tak jauh dari rumah.

“Saya ingin keluarga makan sayur dari hasil kebun sendiri, sehat dan hemat. Kulit pisang itu bukan sampah, tapi berkah,” ujar Bu Siswantoro tersenyum sambil menunjukkan ember komposter buatannya.

Inisiatif sederhana ini menjadi simbol kemandirian pangan warga Mojo. Gagasan yang sejalan dengan arah kebijakan nasional Presiden Prabowo Subianto tentang penguatan ketahanan pangan berbasis masyarakat.

“Bu Siswantoro luar biasa. Kreativitas seperti ini perlu kita angkat. Saya sudah minta RT 9 ikut dalam kompetisi Sustainability 2025, karena mereka punya potensi besar,” ungkap Lurah Mojo, Widayati, yang sejak awal mendampingi gerakan warga.

Disiplin, Rapi, dan Kompak: Cermin Warga Mandiri

Di bawah arahan Ketua RT 9 dan Ketua RW 6, warga Mojo membangun sistem disiplin lingkungan yang disepakati bersama: kendaraan wajib diparkir di halaman, bukan di bahu jalan; setiap rumah memilah sampah organik dan anorganik; serta gotong royong membersihkan area bersama setiap akhir pekan.

Hasilnya tampak nyata. Lingkungan menjadi bersih, udara lebih segar, dan rasa persaudaraan tumbuh kuat.

“Ini bukan sekadar lomba, tapi latihan karakter agar warga mandiri dan peduli,” ujar Ketua RT 9 saat mendampingi tim juri.

Salah satu warga senior, Ibu Tuti S., turut memberikan refleksi hangat usai kegiatan penjurian.

“Alhamdulillah, terima kasih untuk kekompakan dan dukungan semua warga RT 09. Penjurian berjalan lancar, dan yang membuat juri terkesan tentu urban farming-nya keluarga Pak Siswantoro. Tapi catatannya, pengolahan sampah organik belum banyak dilakukan. Yuk, bisa yuk, demi Lingkungan Asri, Bumiku Lestari!” serunya bersemangat.

Dari Kulit Pisang hingga Kemandirian Warga

Bagi Pak Siswantoro, urban farming bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk ibadah menjaga bumi.

“Puji Tuhan, di rumah kami ada berbagai tanaman empon-empon dan sayuran: rosela, cabai, tomat, bawang merah, serai, kenikir, jeruk, sawo, okra, terung, sampai kacang panjang. Memang sedikit-sedikit, tapi lengkap,” ujarnya bangga.

Program Sustainability 2025 dirancang untuk melahirkan kampung-kampung inspiratif yang berdaya, sehat, dan berkelanjutan. RT 9 Mojo membuktikan bahwa gagasan besar itu bisa dimulai dari langkah kecil: dari dapur, dari kulit pisang, dari kebiasaan menanam, dan dari rasa tanggung jawab terhadap bumi.

Kini, RT 9 Mojo bukan sekadar titik kecil di peta Surabaya, tetapi miniatur Indonesia yang mandiri dan tangguh.
Dari rumah-rumah sederhana, tumbuh ketahanan, bukan hanya pangan, tapi juga sosial dan moral.

“Selama warga bersatu, Surabaya akan kuat. Ketahanan pangan tidak dimulai dari ladang luas, tapi dari halaman rumah,” tutup Lurah Widayati.(*)

(Tommy/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *