Malang, – Ada semangat yang hangat saat Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto melangkah ke Balai Kota Malang, Jumat (2/5/2025). Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Bima tidak hanya membawa program, tapi juga membawa pesan: kolaborasi harus dimulai dari hati, demi rakyat, demi Indonesia.
Bima menyampaikan ajakan tulus kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk memperkuat sinergi dalam mendukung program-program prioritas nasional. Di hadapan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan jajaran Forkopimda, ia tak sekadar berpidato, melainkan berdialog dari hati ke hati.
“Saya ke sini bukan hanya sekadar tugas, tapi juga ingin menyambung silaturahmi, melihat dari dekat apa yang berubah di Kota Malang, dan menyemangati. Malang ini istimewa,” ujar Bima.
Ia membandingkan Kota Malang dengan Kota Bogor—udara yang sejuk, kota penuh warisan sejarah, dan warga yang kreatif membangun kampung-kampung tematik. Tapi yang lebih penting, kata Bima, adalah bagaimana karakter lokal menjadi kekuatan untuk membangun bangsa.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pengawasan daerah terhadap program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, hingga Sekolah Rakyat. Program-program ini, kata Bima, bukan sekadar proyek, tapi jembatan harapan bagi masyarakat.
“Program-program ini menyentuh kehidupan rakyat. Jangan sampai meleset atau disalahgunakan. Di sinilah peran kepala daerah menjadi sangat penting: menyelaraskan, mempercepat, dan memastikan sampai ke rakyat,” tuturnya dengan nada tegas namun hangat.
Tak lupa, Bima menyinggung soal kepemimpinan. Menurutnya, kepala daerah yang lahir dari jalur birokrasi punya nilai lebih karena paham aturan dan tahan godaan popularitas semata. Namun, kepemimpinan terbaik tetaplah yang berpijak pada nilai-nilai lokal.
“Model kepemimpinan Indonesia ini keren-keren. Saya tadi sempat kaget, biasanya pantun jawabannya ‘cakep’, tapi di Malang, dijawab ‘bois’. Itu local wisdom yang luar biasa. Ini bukan sekadar lucu, tapi mencerminkan karakter. Malang ini luar biasa,” katanya dengan tawa kecil yang disambut senyum hangat hadirin.
Bima juga mengingatkan agar penggunaan anggaran daerah benar-benar menyasar kebutuhan masyarakat. Ia menyoroti pentingnya Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam mendorong transparansi dan efisiensi.
“Jangan habiskan anggaran stunting untuk rapat dan seremonial. Fokuskan untuk anak-anak, untuk keluarga yang butuh pertolongan. Karena pada akhirnya, yang kita perjuangkan bukan anggaran, tapi kehidupan,” tegasnya.
Kunjungan Bima Arya ini ditutup dengan semangat kebersamaan yang kental. Di ruang Balai Kota Malang itu, kolaborasi tak hanya jadi wacana, tapi tumbuh sebagai tekad bersama.
“Kalau daerah fokus pada program pusat, maka rakyat yang paling diuntungkan. Dan bukankah itu inti dari tugas kita: menghadirkan negara di tengah-tengah rakyat?” pungkas Bima.
(ardi/ferdio/Sulaiman)







