
Sinak, Papua Tengah –
Di bawah langit biru Distrik Sinak yang mulai bersahabat, gema takbir dan lantunan ayat suci kembali menggema dari Masjid Al Ikhlas, Jumat (27/6/2025). Bukan sekadar rutinitas ibadah, tapi sebuah peristiwa penuh makna yang menandai babak baru kehidupan di ujung timur negeri ini: sholat Jumat berjamaah antara warga Kampung Gigibak dan personel Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti dari Pos Kout Sinak.
Sejak pagi, suasana khusyuk terasa menyelimuti halaman masjid. Langkah demi langkah jamaah menyatu dalam harmoni, warga dan prajurit, bahu membahu memaknai kedamaian. Tak ada lagi rasa takut, tak ada lagi suara tembakan. Yang terdengar hanyalah doa-doa yang melangit, dan senyum hangat dari mereka yang pernah merasakan getirnya konflik.
Kegiatan ini bukan hanya menandai ibadah, tetapi juga menjadi simbol kuat bahwa Sinak tengah beranjak dari masa lalu yang penuh luka. Anak-anak kembali bermain di halaman rumah, para ibu mulai membuka lapak dagangan, dan para ayah bisa melangkah ke masjid tanpa kecemasan di dada.
Letda Ckm Muh. Akbad, Amd.Kep., Danpos Kout Sinak, tak bisa menyembunyikan rasa haru di matanya.
“Kegiatan ibadah bersama ini adalah buah dari sinergi dan saling percaya antara kami dan masyarakat. Kami datang bukan hanya membawa senjata, tapi juga membawa niat baik. Kami ingin menjadi saudara, bukan sekadar penjaga,” ujarnya pelan namun tegas.
Momen ini menjadi lebih dari sekadar catatan kegiatan teritorial. Ia adalah lembar baru bagi Papua, tanah yang dulu sering dicitrakan kelam, kini mulai menampakkan cahayanya. Kehadiran Satgas Yonif 700/WYC di tengah warga tak hanya soal keamanan, tapi soal keberpihakan pada kehidupan yang lebih damai, lebih bermartabat.
“Ini bukan hanya sholat Jumat,” ujar seorang warga Gigibak dengan mata berbinar, “Ini hari di mana kami merasa benar-benar hidup kembali.”
Sinak, yang dulu identik dengan ketegangan, kini mulai dikenal lewat kisah-kisah damai seperti ini. Di balik medan yang berat dan tugas yang tak ringan, ada semangat tulus para prajurit untuk membangun kembali kepercayaan, setapak demi setapak.
Hari ini, Jumat tak lagi hanya berarti hari suci. Ia menjadi penanda bahwa Sinak tengah menapaki masa depan yang lebih cerah. Sebuah hari di mana masjid menjadi rumah bersama, tempat di mana doa, harapan, dan keberanian berpadu dalam satu barisan saf.
(Bro/Sulaiman)







