Hadir di Unair, Rachmat Gobel Tegaskan Soal Industrialisasi Berkeadilan untuk Kedaulatan Bangsa

POLITIKANA621 Views

Surabaya, – Aula Soetandyo, FISIP Universitas Airlangga, Senin (25/8/2025), dipenuhi ratusan mahasiswa, akademisi, dan tokoh masyarakat. Mereka menyimak dengan penuh perhatian ketika Anggota Komisi VI DPR RI sekaligus Chairman Gobel Group, Rachmat Gobel, berbicara lantang tentang arah masa depan bangsa yaitu industrialisasi berkeadilan berlandaskan Pancasila.

Di hadapan peserta, Gobel menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh lengah menghadapi derasnya arus globalisasi, geopolitik, dan perkembangan teknologi, termasuk artificial intelligence atau akal imitasi (AI).

“AI ini tampak keren, tetapi bisa juga menjadi ancaman bila tidak kita antisipasi. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua harus kita siapkan,” tegasnya.

Pernyataan itu menjadi penekanan penting bahwa pembangunan ekonomi dan industri tidak bisa dilepaskan dari pertahanan bangsa menghadapi persaingan global.

Otomatisasi Antara Efisiensi dan Kemanusiaan

Gobel juga menyoroti isu otomatisasi dalam industri. Menurutnya, otomatisasi memang tidak bisa dihindari, namun bangsa Indonesia harus cerdas dalam menempatkannya.

“Otomatisasi itu keniscayaan. Tapi di perusahaan kami, ada hal-hal yang sengaja tidak diotomatisasi. Ini penting untuk menjaga keseimbangan, agar penciptaan lapangan kerja tetap ada,” ujarnya.

Bagi Gobel, kekuatan industri bukan hanya diukur dari mesin dan teknologi, melainkan juga dari kemanusiaan, tenaga kerja, dan kesejahteraan rakyat.

Pertanian dan Ketahanan Nasional

Tak hanya industri, Gobel juga menyoroti sektor pertanian sebagai bagian dari ketahanan nasional. Ia mendorong diversifikasi tanaman agar petani tidak bergantung pada satu komoditas, sekaligus memperkuat basis ekonomi desa.

“Kalau desa miskin bisa kita kembangkan menjadi agrowisata, maka masyarakat bisa hidup lebih sejahtera,” jelasnya.

Bagi Gobel, kemandirian pangan dan kesejahteraan petani bukan sekadar isu ekonomi, tetapi juga menyangkut pertahanan bangsa. Negara yang kuat adalah negara yang tidak bergantung pada pihak luar untuk kebutuhan dasar rakyatnya.

Pancasila sebagai Kompas

Gobel menutup refleksinya dengan menegaskan bahwa industrialisasi tidak boleh meninggalkan nilai-nilai kebangsaan.

“Falsafah Pancasila itu bukan hanya hafalan, tetapi harus menjadi pedoman. Industrialisasi harus berkeadilan. Teknologi harus membawa manfaat, bukan ketimpangan,” tegasnya.

Acara yang digelar oleh Center for Statecraft and Citizenship Studies (CSCS) bersama HIMA Ilmu Politik Unair ini juga menghadirkan Dekan FISIP Unair, Prof. Dr. Bagong Suyanto, serta akademisi politik Airlangga Pribadi, Ph.D. Diskusi berlangsung hangat dan penuh semangat kebangsaan.

Bagi mahasiswa yang hadir, testimoni Rachmat Gobel menjadi lebih dari sekadar bedah buku. Ia menjadi pengingat bahwa pembangunan ekonomi dan teknologi adalah bagian dari perjuangan menjaga kedaulatan bangsa.

Di panggung itu, Gobel tidak hanya tampil sebagai politisi atau pengusaha, melainkan juga sebagai seorang nasionalis yang mengingatkan generasi muda bahwasanya masa depan Indonesia ada di tangan mereka.

“Industrialisasi berkeadilan itu bukan hanya tentang mesin, tapi tentang manusia. Tentang bangsa yang berdiri tegak di atas kakinya sendiri,” pungkasnya. (*)

(Tommy/Sulaiman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *