Kefamenanu, – Di tengah sunyinya desa perbatasan Nilulat, hadir kisah yang menghangatkan hati. Dua prajurit TNI dari Pos Nilulat, Satgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY, menorehkan makna kemanusiaan lewat tindakan sederhana namun sarat makna: mendonorkan darah untuk menyelamatkan nyawa.
Adalah Sertu Kukuh Dwi P. dan seorang rekannya yang tanpa ragu menyingsingkan lengan baju demi membantu Sofia Tefa, warga Desa Nilulat, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara. Sofia tengah berjuang di ruang perawatan Rumah Sakit Kefamenanu dengan kondisi hemoglobin yang sangat rendah—dan ia membutuhkan dua kantong darah secepatnya.
Tanpa banyak bicara, kedua prajurit itu bergerak. Tak ada seremoni. Hanya niat tulus dan hati yang tergerak untuk menolong sesama.
Bagi sebagian orang, donor darah mungkin hal biasa. Tapi di wilayah perbatasan yang jauh dari fasilitas lengkap, setiap tetes darah adalah harapan. Dan bagi keluarga Sofia, aksi itu bukan hanya pertolongan medis—tapi juga bukti bahwa di tengah penjagaan batas negeri, para prajurit tetap punya hati.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan dari bapak-bapak TNI. Ini sangat berarti bagi kami, apalagi di situasi darurat seperti ini,” ungkap seorang warga dengan mata berkaca-kaca.
Aksi ini bukanlah yang pertama, namun selalu membekas. Satgas Pamtas bukan sekadar penjaga wilayah. Mereka hadir sebagai saudara, sebagai bagian dari masyarakat yang mereka lindungi. Kemanusiaan dan solidaritas menjadi bagian dari tugas mulia mereka.
Di balik seragam loreng dan tugas berat menjaga batas negara, ada hati-hati yang siap menolong—dan darah yang rela mengalir demi sesama.
(Barat/Sulaiman)