Yalimo, – Di sudut timur negeri, di antara perbukitan hijau dan kabut pagi Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo, suara tawa anak-anak kini lebih sering terdengar. Bukan semata karena mainan atau pesta meriah, tapi karena kehadiran sosok-sosok berseragam loreng yang datang bukan untuk menakuti, melainkan menyayangi.
Para prajurit Pos Benawa Satgas Yonif 641/Bru, yang dipimpin oleh Serda Rahmat, telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak di daerah itu. Mereka tidak hanya datang membawa tugas pengamanan, tapi juga pelukan, perhatian, dan kebersamaan yang tulus.
Setiap sore, suasana pos berubah menjadi tempat yang penuh canda. Anak-anak duduk bersila di rerumputan, bercerita tentang sekolah, tentang hobi mereka, bahkan tentang mimpi-mimpi kecil yang sederhana. Di sela obrolan, abang-abang TNI membagikan makanan ringan atau sekadar permen — hadiah kecil yang memantik senyum besar.
“Kami ingin mereka merasa diperhatikan. Bukan hanya oleh kami, tapi oleh negara,” ujar Danpos Benawa, Lettu Inf Galuh Priya Pambudi, dengan mata yang nyaris berkaca, Kamis (15/5/2025). “Anak-anak ini adalah harapan Papua, dan kami ingin menjadi bagian dari tumbuhnya harapan itu.”
Kehadiran TNI di Benawa bukan semata soal pengamanan wilayah. Lebih dari itu, mereka berusaha menanamkan rasa percaya, cinta, dan kedekatan yang jujur antara negara dan rakyat, terutama kepada generasi muda yang tumbuh di tengah keterbatasan.
“Kegiatan seperti ini rutin kami lakukan. Kami percaya, membangun bangsa dimulai dari merawat mimpi anak-anak,” tambah Lettu Galuh.
Hari ini, Benawa tak lagi sunyi. Di balik senyum anak-anaknya, ada jejak kehangatan prajurit yang memilih memeluk, bukan membentak. Yang memilih mendengarkan, bukan sekadar berjaga. Dan yang paling penting: yang hadir bukan hanya sebagai penjaga batas, tapi penjaga harapan.
TNI selalu ada untuk rakyat – dan Benawa kini tahu, mereka tak pernah sendiri.
(Barat/Sulaiman)
