Trenggalek, – Di halaman Makodim 0806/Trenggalek, ratusan anak berdiri gagah, bukan dalam barisan pasukan, tapi dalam formasi karate yang membara. Di bawah terik matahari, suara lantang “kiai!” memecah udara, memantulkan semangat yang tak bisa diredam usia. Mereka bukan prajurit dewasa, tapi para karateka cilik—anak-anak Trenggalek yang sedang ditempa menjadi pejuang masa depan.
Setiap Minggu pagi, lapangan markas TNI ini bukan sekadar tempat latihan. Ia menjelma arena pembentukan karakter: tempat di mana mimpi-mimpi kecil bertemu dengan kedisiplinan militer, dan semangat olahraga menjadi kekuatan yang memupuk harapan.
Dipimpin oleh Dan 3 Rohmad Karim serta tim pelatih bersertifikat seperti Dan 1 Ahmada, Dea, Suparno, Ahmad Jufri Salma, Rosa, Hafiar, Rika, dan Akfal, anak-anak ini digembleng bukan hanya agar kuat secara fisik, tapi juga tangguh secara mental—berani jatuh, lalu bangkit dengan lebih kuat.
“Mereka dilatih bukan hanya untuk menang, tapi untuk menjadi pribadi yang tak mudah menyerah. Berlatih di Makodim memberi mereka rasa percaya diri—bahwa mereka adalah bagian dari bangsa besar yang menaruh harapan pada pundak-pundak kecil mereka,” ucap Rohmad Karim dengan suara yang sarat bangga.
Dan harapan itu bukan isapan jempol.
Pada Kejuaraan Karate Open Kediri Piala Danbrigif 16/Wira Yudha, 12–13 April 2025 di GOR Jayabaya, Kediri, anak-anak ini menjawabnya dengan torehan membanggakan: 18 medali, terdiri dari 6 emas, 9 perak, dan 3 perunggu. Di antara sorak penonton, nama INKAI Kodim 0806/Trenggalek bergema sebagai salah satu kekuatan baru yang tak bisa diremehkan—bukan hanya di tingkat regional, tapi juga menuju kancah nasional.
Komandan Kodim 0806/Trenggalek, Letkol Czi Yudo Aji Susanto, S.Sos., M.A., tak menyembunyikan rasa bangganya.
“Mereka ini bukan hanya atlet. Mereka adalah anak-anak dengan jiwa petarung, yang sedang kami tempa menjadi generasi tangguh. Ini bukan sekadar tentang olahraga—ini tentang menciptakan pemimpin masa depan dengan karakter kuat dan semangat bela negara,” ungkapnya.
Di balik setiap medali, ada tetes peluh, ada tangis yang tersembunyi, ada senyum yang menyimpan harapan. Para karateka cilik ini telah membuktikan bahwa usia muda bukan penghalang untuk berkarya besar. Bahwa keberanian untuk bermimpi, disiplin untuk berlatih, dan keyakinan pada diri sendiri bisa mengubah nasib dan mengangkat nama daerah mereka ke tempat yang lebih tinggi.
Dan di atas tanah markas TNI, semangat mereka tak hanya tumbuh—ia membara, membentuk jalan emas menuju masa depan.
(Arwang/Sulaiman).