Surabaya, – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali meneguhkan langkahnya dalam membangun ekosistem riset dan inovasi. Kamis (18/9/2025), UNAIR resmi menandatangani kontrak Program Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Tahun Anggaran 2025, di lantai 4 Gedung Manajemen Rektorat Kampus MERR-C.
Hadir dalam kesempatan itu jajaran pimpinan UNAIR, Ketua LPPM, Ketua PUI-PT, serta perwakilan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikti.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development UNAIR, Prof. Muhammad Miftahussurur dr., M.Kes., Sp.PD-KGEH, Ph.D., FINASIM, menyampaikan kabar gembira bahwa jumlah PUI-PT UNAIR kini bertambah menjadi delapan.
“Alhamdulillah, kini PUI-PT UNAIR sudah berjumlah delapan. Walaupun secara angka masih kalah dibanding perguruan tinggi lain, ini adalah bukti komitmen kami untuk konsisten memperkuat ekosistem riset dan inovasi di UNAIR,” ujarnya.
Dua pusat baru yang lolos seleksi pendanaan yakni PUI-PT Perawatan Demensia dan PUI-PT Bisnis Berkelanjutan. “Harapan kami, pencapaian ini tidak hanya sebatas memenuhi target, tapi juga mampu melampaui apa yang menjadi tujuan awal Universitas,” tegasnya.
Lolos dari 147 Proposal
Komitmen ini makin terasa istimewa karena dua PUI-PT UNAIR lahir dari proses seleksi yang sangat ketat. Perwakilan DPPM, Rangga Satriana dan Gilbert Oloando, menjelaskan bahwa dari 147 proposal yang masuk, hanya 11 yang berhasil lolos pendanaan, termasuk dua dari UNAIR.
Seleksi dilakukan melalui tiga tahap yaitu administrasi, substansi, hingga wawancara. Banyak proposal gugur karena kesalahan administratif, misalnya dokumen SK yang tidak sesuai.
“Skema pendanaan ini diharapkan dapat menstimulasi perguruan tinggi untuk menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Jadi, bukan hanya riset akademik, tapi juga kontribusi nyata bagi bangsa,” pungkas perwakilan DPPM. (*)
Editor: Abdel Rafi
