Kupang, – Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI–Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Sektor Barat kembali menunjukkan peran strategisnya, bukan hanya sebagai penjaga wilayah kedaulatan, tetapi juga sebagai penjaga perdamaian di tengah masyarakat.
Dipimpin oleh Serka Sigit, personel Pos Oepoli Sungai turun langsung menangani sengketa pertanian antara dua warga di wilayah perbatasan: Bapak Yosep Evi (62) dan Bapak Teos (64), yang berasal dari RDTL. Perselisihan bermula dari sapi milik Teos yang berkali-kali masuk ke ladang Yosep di Dusun Taloi, Desa Netemnanu, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang.
Alih-alih membiarkan konflik berlarut, Satgas TNI memilih pendekatan mediasi kekeluargaan. Dengan bahasa yang menyejukkan dan komunikasi yang terbuka, kedua belah pihak akhirnya menyepakati solusi damai. Tak hanya menyelesaikan persoalan, kehadiran Satgas juga menjadi jembatan yang menghubungkan kembali dua warga lintas negara dalam ikatan persaudaraan.
“Kami sangat terbantu. Kehadiran anggota TNI membuat masalah ini selesai tanpa perlu ribut-ribut. Terima kasih untuk pendekatannya yang bijak,” ungkap Bapak Yosep usai mediasi, Selasa (1/7/2025).
Langkah cepat dan humanis ini pun menuai apresiasi dari warga sekitar. Banyak yang merasa lebih aman dan nyaman dengan keberadaan Satgas yang tidak hanya bersenjata, tetapi juga berhati.
Komandan Satgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat, Letkol Inf Rully Noriza, menegaskan bahwa tugas pokok Satgas tak hanya soal penjagaan perbatasan secara fisik, tetapi juga menjaga stabilitas sosial di daerah rawan konflik.
“Kami hadir bukan hanya untuk menjaga kedaulatan, tapi juga menjaga ketentraman dan membangun kepercayaan di tengah masyarakat perbatasan,” tegasnya.
Mediasi ini menjadi cermin bahwa misi TNI di perbatasan jauh melampaui batas teritorial. Di balik seragam loreng, ada empati dan ketulusan yang terus menyemai damai di ujung negeri.(*)
(Barat/Sulaiman)
