Pamekasan, – Sebuah momen penting bagi masa depan pariwisata Madura tercipta hari ini, Selasa (29/4/2025), ketika Asosiasi Pariwisata Madura (ASPRIM) menggelar “Halal Bihalal dan Rapat Kerja Tahun 2025” di Glos Roti dan Kue Resto Cafe, Pamekasan. Acara ini tak sekadar ajang silaturahmi—ini adalah titik balik, panggilan moral bagi semua pemangku kepentingan untuk bersatu membangkitkan wajah Madura yang penuh potensi namun kerap terabaikan.
Dihadiri oleh kepala daerah se-Madura, Bakorwil Madura, tokoh masyarakat, dan seluruh anggota ASPRIM, pertemuan ini menjadi semacam “deklarasi diam-diam“ bahwa Madura tak akan terus menjadi penonton di panggung pariwisata nasional.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Ketua Umum ASPRIM Mat Saleh menekankan bahwa pariwisata bukan sekadar soal destinasi, tetapi soal harga diri.
“Kita tidak hanya membangun pariwisata. Kita sedang mengangkat identitas, martabat, dan keberanian orang Madura untuk berdiri sejajar dengan daerah lain,” tegas Mat Saleh dengan nada penuh keyakinan.
Menurutnya, Halal Bihalal ini bukan hanya tradisi, melainkan awal dari konsolidasi kekuatan. Ia mengajak semua pihak, mulai dari pelaku usaha hingga pemerintah daerah, untuk meninggalkan ego sektoral dan mulai membangun sinergi sejati.
Para pengurus ASPRIM berfoto bersama dalam momen Halal Bihalal sebelum pelaksanaan Raker 2025 di Glos Cafe, Pamekasan, Selasa (29/4/2025). (foto: ASPRIM for Cakrawarta)
Dalam Rapat Kerja yang digelar usai Halal Bihalal, ASPRIM menyiapkan serangkaian program strategis jangka menengah untuk lima tahun ke depan. Fokus utama diarahkan pada digitalisasi destinasi wisata berbasis kearifan lokal, serta peningkatan kualitas SDM di sektor pariwisata.
“Program kerja ini bukan sekadar formalitas tahunan. Ini adalah peta jalan kita. Kalau Madura ingin diingat sebagai tujuan wisata, bukan sekadar jalur lintasan, maka inilah saatnya kita bergerak bersama,” ujar Mat Saleh, yang juga owner Polo Great Tour and Travel.
Ia berharap program ini menjadi titik tolak kebangkitan pariwisata Madura, sekaligus bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam membangun masa depan pulau garam yang lebih cerah.
Editor: Sulaiman
